Korea Utara Berang, AS Menuding Soal Pencurian Cryptocurrency



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara mengutuk pernyataan pejabat senior Gedung Putih tentang kemampuan serangan siber Pyongyang dan mengatakan akan terus menentang apa yang disebutnya agresi Amerika Serikat (AS).

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa mencap Korea Utara sebagai "kelompok penjahat" mengungkapkan sifat sebenarnya dari kebijakan bermusuhan Washington terhadap Korea Utara.

"Bagaimanapun, pemerintah AS telah mengungkapkan gambaran sebenarnya dari kebijakan permusuhannya yang paling keji, yang pernah ditutupi di bawah tabir 'dialog tanpa pamrih' dan 'keterlibatan diplomatik'," kata kantor berita negara KCNA, mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Sabtu (23/7).

Baca Juga: Libya Akan Mengerek Produksi Minyak Jadi 1,2 Juta Barel Per Hari Dalam 2 Pekan

"Dengan cara yang sama, Korea Utara akan menghadapi AS, satu-satunya kelompok penjahat di dunia."

Sebelumnya, Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional AS untuk dunia maya dan teknologi baru, mengatakan pada hari Rabu bahwa Korea Utara adalah sindikat kriminal yang mengejar pendapatan "dengan kedok sebuah negara".

Korea Utara diyakini memiliki ribuan peretas terlatih dan pencurian cryptocurrency yang telah menjadi sumber utama pendanaan untuk negara yang terkena sanksi dan program senjatanya.

Editor: Yudho Winarto