Korea Utara kembali tegaskan kampanye anti budaya asing di kalangan pemuda



KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Surat kabar milik Pemerintah Korea Utara pada Minggu (18/7) kembali memberikan seruan kepada para pemuda untuk menjauh segala bentuk budaya asing.

Dilansir dari Yonhap, surat kabar Rodong Sinmun menyerukan generasi muda untuk berbicara dengan gaya bahasa sesuai dengan standar negara Korea Utara.

"Penetrasi ideologis dan budaya di bawah papan warna-warni borjuasi bahkan lebih berbahaya daripada musuh yang membawa  senjata," tulis Rodong Sinmun.


Surat kabar itu juga menyoroti keunggulan bahasa Korea Utara berdasarkan dialek Pyongyang dan menekankan perlunya kaum muda untuk menggunakannya dengan benar.

Bukan cuma bahasa, media pemerintah itu juga meminta generasi muda Korea Utara untuk mempertahankan gaya hidup nasional dalam hal pakaian, gaya rambut, musik, dan tarian.

Baca Juga: Kim Jong Un: Persahabatan militan antara Korea Utara dan China semakin kuat

Dalam artikelnya, Rodong Sinmun menuliskan, masa depan sebuah negara akan cerah jik generasi barunya memiliki ideologi dan semangat revolusioner yang kuat.

"Jika tidak, sistem sosial dan revolusi selama puluhan tahun akan musnah. Itulah pelajaran mendasar dalam sejarah gerakan sosialis dunia," tulisnya.

Setahun terakhir, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un semakin memperketat aturan kebudayaan, terutama larangan meniru budaya Korea Selatan.

Badan Intelijen Nasional Selatan melaporkan, Korea Utara memperketat larangan meniru gaya bahasa Korea Selatan, seperti menggunakan kata "oppa" untuk memanggil teman pria.

Pada Desember tahun lalu, Korea Utara memberlakukan kembali undang-undang yang memperberat hukuman atas kepemilikan video yang dibuat di Korea Selatan demi mencegah masuknya budaya luar yang dapat memengaruhi ideologi rakyatnya.

Selanjutnya: Korea Utara diprediksi akan memasuki masa paceklik parah mulai Agustus 2021