Korea Utara Kirim 310 Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan dalam Semalam



KONTAN.CO.ID - Korea Utara kembali mengirim ratusan balon berisi sampah ke wilayah udara tetangganya, Korea Selatan, pada hari Minggu (9/6) malam.

Militer Korea Selatan pada hari Senin (10/6) mengatakan, Korea Utara mengirim sekitar 310 balon balon pembawa sampah dalam semalam. 

Mengutip kantor berita Yonhap, balon-balon tersebut berisi kertas bekas dan plastik. Sejauh ini militer Korea Selatan belum menemukan bahan beracun atau berbahaya dari balon tersebut.


Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, sudah tidak ada lagi balon yang terdeteksi masuk ke wilayah udara mereka pada pukul 8.30 pagi ini waktu Seoul.

"Banyak balon gagal mencapai Korea Selatan karena angin bertiup ke arah timur, dan sekitar 50 balon ditemukan melintasi perbatasan," kata juru bicara JCS, Kolonel Lee Sung-jun.

Baca Juga: Situasi Panas, Warga Korea Selatan yang Berbatasan dengan Korea Utara Cemas

Kiriman Balon Sampah Korea Utara

Kiriman balon berisi sampah pada hari Minggu merupakan lanjutan dari gelombang gangguan baru yang dimulai sejak 28 Mei lalu.

Pihak Pyongyang mengklaim, aksi tersebut merupakan balasan atas selebaran anti-Korea Utara yang disebarkan oleh para aktivitas di Korea Selatan.

Yonhap mencatat,  Korea Utara diperkirakan telah meluncurkan lebih dari 1.600 balon berisi sampah sejauh ini.

Korea Selatan membalas kiriman balon sampah tersebut dengan melakukan siaran propaganda melalui pengeras suara raksasa di wilayah perbatasan. Beberapa lagu k-pop bahkan ikut diputar dalam aksi balasan ini.

Baca Juga: Balas Dendam Atas Balon Sampah, Korsel Bakal Ramaikan Korut dengan Musik K-pop

Militer Korea Selatan melaporkan, mereka sempat mendeteksi adanya aktivitas militer Korea Utara yang tidak biasa setelah siaran tersebut dilakukan. 

Sebagai catatan, ini adalah pertama kalinya Korea Selatan melakukan aksi tersebut setelah deklarasi antar-Korea pada tahun 2018.

Pada Agustus 2015, Korea Utara sempat bereaksi keras dengan melepaskan tembakan artileri ke arah Korea Selatan tak lama setelah kampanye propaganda melalui pengeras suara dikumandangkan.