Korea Utara Klaim Hampir Berhasil Meredakan Krisis Akibat Covid-19



KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara pada hari Senin (18/7) mengklaim telah hampir berhasil mengatasi krisis yang disebabkan oleh munculnya Covid-19 pada bulan Mei lalu. Kantor berita resminya, KCNA, melaporkan bahwa hampir 100% pasien telah sembuh.

"Kampanye anti-epidemi ditingkatkan untuk akhirnya meredakan krisis sepenuhnya. Hingga 99,98% dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April telah pulih sepenuhnya," tulis KCNA.

Meskipun demikian, Korea Utara masih belum merilis angka pasien positif secara resmi karena kurangnya pengujian. Dalam laporan yang sama, disebutkan ada 310 orang baru yang merasakan gejala demam.


Klaim keberhasilan ini juga sempat dikeluarkan Korea Utara bulan lalu. Namun, WHO ragu atas klaim tersebut dan justru meyakini bahwa situasinya semakin buruk.

Baca Juga: Korea Utara Sebut Ada Benda Asing di Sekitar Korea Selatan yang Memicu Wabah Covid-19

Dilansir dari Channel News Asia, jumlah kasus demam yang dilaporkan KCNA secara harian memang cenderung menurun sejak Covid-19 pertama dikonfirmasi pada pertengahan Mei lalu.

Korea Utara mengatakan sedang menjalankan pemeriksaan medis intensif secara nasional. Salah satu langkahnya adalah dengan tes PCR harian pada air yang dikumpulkan di daerah perbatasan.

Korea Utara juga mengatakan telah mengembangkan metode baru untuk mendeteksi virus dan variannya dengan lebih baik, serta penyakit menular lainnya, seperti cacar monyet.

Baca Juga: Korea Utara: Bantuan Kemanusiaan dari AS itu Busuk dan Bermotif Politik

Menariknya, klaim Korea Utara ini disampaikan ketika negara-negara tetangganya sedang merasakan gelombang serangan Covid-19 baru dalam beberapa pekan terakhir.

China baru saja mencatat 691 kasus Covid-19 baru pada hari Sabtu (16/7), ini merupakan jumlah tertinggi sejak 23 Mei lalu.

Korea Selatan pun mencatat 40.000 kasus baru pada awal pekan lalu, jumlah yang kembali muncul setelah dua bulan. Para ahli memprediksi akan ada ratusan ribu kasus baru dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara itu, pemerintah Jepang juga menyerukan perhatian khusus menjelang liburan musim panas sekolah. Pada hari Rabu (13/7), Tokyo mencatat 16.878 kasus baru, tertinggi sejak Februari. Tambahan itu membuat jumlah kasus nasional naik di atas 90.000.