KONTAN.CO.ID - JENEWA. Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) telah terpilih menjadi salah satu dewan eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Melansir
Fox News, Dr. Jong Min Pak dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara telah duduk di dewan eksekutif WHO dengan masa jabatan hingga 2026. Dengan menduduki posisi baru di WHO, hal itu memungkinkan Korea Utara untuk menentukan agenda organisasi dan resep kebijakan.
Perwakilan lain yang baru terpilih menjadi anggota dewan termasuk para ahli dari Australia, Barbados, Kamerun, Qatar, Swiss, dan Ukraina. Keputusan tersebut memicu kritik langsung dari pemerintah negara tetangga Korea Selatan, yang menunjuk pada sejarah Korea Utara yang mengabaikan kebijakan yang diajukan oleh WHO dan organisasi induknya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Pertanyaan apakah Korea Utara, yang terus melanggar resolusi [Dewan Keamanan PBB] dan mengabaikan otoritas PBB, memenuhi standar untuk anggota dewan eksekutif WHO, yang harus mematuhi norma-norma internasional, yang diupayakan oleh PBB, dan berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan global," kata kementerian luar negeri dan kesehatan Korea Selatan tentang keputusan tersebut.
Baca Juga: Satelit Mata-Mata Korea Gagal Mencapai Tujuan dan Jatuh di Laut Kuning WHO berfungsi sebagai badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berada di bawah Kelompok Pembangunan Berkelanjutan PBB. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1948 sehubungan dengan pembentukan PBB dan diberi mandat luas sebagai badan pengatur internasional yang memantau risiko kesehatan masyarakat dan mengawasi tanggapan terhadap keadaan darurat.
Berkantor pusat di Jenewa, WHO memiliki 194 negara anggota dan beroperasi dengan anggaran tahunan sekitar $2,1 miliar. Anggota Partai Republik dari Texas Chip Roy merilis pesan singkat di media sosial yang menyerukan agar WHO tidak lagi didanai (defund) atas pemilihan tersebut.
"Tidak ada satu sen pun pembayar pajak yang boleh mendanai sampah Komunis ini #DefundWHO," tulis Roy.
Baca Juga: Kim Jong Un Mengawasi Langsung Pengerjaan Satelit Mata-Mata Korea Utara Editor: Barratut Taqiyyah Rafie