Korea Utara Menembakkan Beberapa Rudal Balistik Jarak Pendek



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada Jumat (17 Mei), kata Seoul, beberapa jam setelah saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un membantah tuduhan bahwa Pyongyang mengirimkan senjata ke Rusia.

Peluncuran tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian uji coba yang lebih canggih yang dilakukan Korea Utara, yang telah menembakkan rudal jelajah, roket taktis, dan senjata hipersonik dalam beberapa bulan terakhir, yang menurut negara bersenjata nuklir tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan pertahanannya.

Seoul dan Washington menuduh Korea Utara mengirim senjata ke Rusia. Para ahli mengatakan serentetan pengujian baru-baru ini mungkin merupakan senjata yang ditujukan untuk digunakan di medan perang di Ukraina.


Baca Juga: Adik Kim Jong Un Bantah Adanya Pertukaran Senjata dengan Rusia

Militer Seoul mengatakan pada hari Jumat pihaknya telah mendeteksi peluncuran apa yang digambarkannya sebagai beberapa benda terbang yang diduga merupakan rudal balistik jarak pendek dari wilayah Wonsan timur Korea Utara ke perairan lepas pantainya.

Rudal-rudal tersebut menempuh jarak sekitar 300 km, kata Kepala Staf Gabungan, seraya menambahkan bahwa militer telah memperkuat kewaspadaan dan pengawasan sebagai persiapan untuk peluncuran tambahan dan berbagi informasi dengan sekutunya, Washington dan Tokyo.

Peluncuran tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah saudara perempuan Kim, Kim Yo Jong, menuduh Seoul dan Washington menyesatkan opini publik mengenai masalah ini dengan tuduhan berulang-ulang bahwa Pyongyang mengirim senjata ke Moskow untuk digunakan di Ukraina.

Baca Juga: Korut Diduga Kirim Senjata Jelek Buatan Tahun 1970-an ke Rusia untuk Tembaki Ukraina

Hal ini juga terjadi ketika pemimpin Rusia Vladimir Putin berada di Tiongkok pada hari Jumat, hari terakhir kunjungannya yang bertujuan untuk mempromosikan perdagangan penting dengan Beijing sekutu terpenting Korea Utara dan mendapatkan dukungan yang lebih besar untuk upaya perangnya di Ukraina.

Uji coba tersebut juga dilakukan sehari setelah pesawat tempur siluman canggih Korea Selatan dan AS, termasuk F-22 Raptor milik Washington, melakukan latihan tempur udara gabungan.

Latihan semacam ini biasanya membuat marah Pyongyang, yang memandangnya sebagai latihan invasi.

Editor: Handoyo .