Korea Utara Menembakkan Ratusan Peluru Artileri, Perbatasan Korea Memanas



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Militer Korea Utara dilaporkan telah menembakkan peluru dari unit artilerinya di sekitar wilayah perbatasan dengan Korea Selatan pada hari Rabu (19/10). Langkah ini diduga merupakan respons atas latihan militer Korea Selatan yang baru saja dimulai.

Dalam laporannya hari Rabu pagi, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan sekitar 100 peluru di lepas pantai baratnya dan 150 peluru di lepas pantai timurnya.

Mengutip AP News, militer Korea Selatan pun disebut telah beberapa kali menyiarkan pesan yang meminta Korea Utara untuk menghentikan penembakan. 


Tidak laporan mengenai adanya kekerasan yang dilakukan antara kedua pihak di sekitar perbatasan.

Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik ke Perairan Jepang

Militer Korea Selatan memastikan tidak ada peluru yang mendarat di perairan teritorial mereka, namun jatuh di dalam bagian utara dari zona penyangga maritim yang didirikan kedua negara.

Senjata artileri jarak jauh yang dikerahkan Korea Utara dianggap bisa menimbulkan ancaman keamanan yang serius bagi wilayah metropolitan terpadat Korea Selatan, karena berjarak hanya sekitar 40-50 kilometer dari perbatasan.

Ini merupakan kedua kalinya Korea Utara menembakkan peluru ke zona penyangga sejak Jumat (15/10) lalu. Saat itu Korea Utara juga menembakkan ratusan peluru ke wilayah tersebut.

Penembakan ke zona penyangga merupakan pelanggaran langsung terhadap perjanjian antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan untuk mengurangi permusuhan garis depan.

Baca Juga: Korea Utara Menyebut Rudal Jelajahnya Disiapkan untuk Membawa Senjata Nuklir

Beberapa waktu setelahnya, juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan penembakan artileri terbaru sebagai tanggapan terhadap pelatihan artileri Korea Selatan.

Korea Utara menyebut tetangganya itu telah melakukan latihan militer pada Selasa (18/10) pagi di sekitar perbatasan. Pihak Korea Selatan belum mengonfirmasi tuduhan tersebut.

"Musuh harus segera menghentikan provokasi sembrono dan penghasut yang meningkatkan ketegangan militer di daerah terdepan," ungkap juru bicara militer Korea Utara.

Korea Selatan memulai latihan militer tahunan yang akan berlangsung selama 12 hari pada hari Senin (17/10). Oleh Korea Utara, kegiatan tersebut dilihat sebagai latihan invasi.