PYONGYANG. Akhir pekan ini, tepatnya pada Sabtu (15/4) menjadi hari yang paling penting bagi Korea Utara (Korut). Atau dikenal dengan sebutan "Day of The Sun". Menandai peringatan kelahiran ke-105 pendiri negari terisolasi itu Kim II-sung. Pyongyang pun telah menyampaikan setidaknya kepada 200 wartawan asing, termasuk dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) perihal rangkaian acara besar dan penting terhitung mulai Kamis (13/4). Meski otoritas setempat tidak secara detail merinci acara besar yang dimaksud. Spekulasi pun mengemuka di tengah krisis Semenanjung Korea semakin memanas, usai armada kapal induk AS USS Carl Vinson mendekati perairan Korut.
Pemimpin Korea Utara Kim Jon-un bisa saja memanfaatkan momen tersebut untuk menguji coba bom nuklir yang keenam kalinya. Wartawan Voice of America menuliskan rangkaian Twitter yang menyatakan bahwa para pejabat militer AS menduga rezim Kim Jong-un telah menempatkan perangkat nuklir di terowongan. Mungkin, bom nuklir itu akan diledakkan pada Sabtu dini hari nanti. Kelompok studi pemantau Korut yang berbasis di Washington, 38 North, menulis; "Ada tingkat yang sangat tinggi dari aktivitas di situs tes nuklir Punggye-ri selama empat pekan terakhir”. Citra satelit terbaru baru pada 2 April menunjukkan, ada lebih banyak aktivitas di sekitar “Portal Korut”, yang merupakan terowongan di mana empat tes nuklir terbaru telah terjadi. Rangking kekuatan tentara di dunia:
Sumber: Worldatlas.com Korut sepertinya semakin menegaskan sikapnya untuk mempertahankan diri dengan kekuatan bersenjata penuh, merespon langkah AS. "Kami akan pastikan AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang disebabkan oleh tindakan keterlaluan. Korut siap untuk bereaksi terhadap berbagai mode perang yang diinginkan AS," sebut Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip KCNA. Korut pun siap meluncurkan senjata nuklirnya. "Tentara kuat revolusioner kami mengawasi setiap gerakan oleh unsur-unsur musuh dengan mata nuklir. Kami terfokus pada basis penyerangan AS tidak hanya di Korea Selatan dan Pasifik tetapi juga daratan AS," tulisnya. Misteri Tetapi, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer meragukan kemampuan Korut atas ancaman tersebut. "Saya pikir tidak ada bukti bahwa Korut memiliki kemampuan saat ini. Mengancam sesuatu dengan Anda miliki, tidak benar-benar sebuah ancaman," katanya. Presiden Donald Trump sendiri menyatakan pengiriman armada militer sebagai bentuk unjuk kekuatan terhadap Korut. Korut dipandang seringkali melakukan tindakan provokatif dengan uji senjata nuklir. "Korut sedang mencari masalah. Jika China memutuskan untuk membantu, itu akan menjadi besar. Jika tidak, kami akan memecahkan masalah tanpa mereka!,” kata Trump. Ya, bisa jadi anggapan Negeri Paman Sam soal kemampuan senjata nuklir Korut benar, atau juga salah. Pasalnya, kemampuan senjata nuklir Korut diselimuti misteri karena di rezim Kim Jong-un ini, Korut begitu rahasia dan terisolasi. Korut melakukan dua uji coba nuklir tahun lalu. Langkah pengujian ini yang akan memungkinkan untuk menembakkan rudal jarak jauh berhulu ledak nuklir ke AS.
Senada sebagaimana yang disampaikan Dennis Wilder, mantan asistten khusus George W Bush. Dirinya memperingatkan bahwa Korut sedang mengembangkan rudal balistuknya yang mampu mencapai pantai barat AS. "Ini akan menjadi bencana, setelah senjata 10 kiloton bisa membunuh 100.000 orang," katanya kepada ABC Lateline. Wilder menyakini Korut memiliki senjata tersebut dalam kurun waktu empat tahun ke depan. "Dengan kata lain, selama masa pemerintahan Presiden Trump," paparnya. General Direktur Badan Energi Atom Internasional Yukiya Amano menuturkan fasilitas pengayaan uranium Korut meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun. Institute for Science and International Security memperkirakan Korut memiliki 10 sampai 16 senjata nuklir pada akhir 2014. Tetapi kemudian bertambah 4-6 lagi sebelum musim panas 2016.
Sebuah laporan dari lembaga itu mengatakan pada juni 2016, Korut memiliki sekitar 13-21 senjata nuklir. Di mana satu senjata sudah di tes pada awal 2016. "Meski perkiraan ini tidak komprehensif, tapi menunjukkan Korut secara signifikan meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya," tulis dalam laporan tersebut. Banyak pakar menuturkan apa pun yang terjadi di Korea, jika ada yang menyulut api, pertempuran akan sangat intens tapi singkat dan menyebaban kehancuran besar-besaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto