Korea Utara Uji Coba Tiga Rudal Balistik Beberapa Jam Usai Joe Biden Tinggalkan Asia



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik di lepas pantai timurnya pada Rabu (25/5). Militer Korea Selatan mengungkapkan, uji coba tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meninggalkan Asia.

Selama kunjungannya di Asia, Biden setuju untuk meningkatkan langkah-langkah guna mencegah serangan nuklir.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, tiga peluncuran rudal balistik ditembakkan dalam waktu kurang dari satu jam dari daerah Sunan, ibu kota Korea Utara, Pyongyang.


Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran rudal tahun ini, mulai dari senjata hipersonik hingga uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun.

Tampaknya, Korea Utara juga sedang bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Baca Juga: Korea Utara Klaim Telah Berhasil Mengendalikan Covid-19

Baru-baru ini, pejabat AS dan Korea Selatan memperingatkan Korea Utara yang sedang bersiap untuk uji senjata lain agar tidak melakukannya selama kunjungan Biden, yang merupakan perjalanan pertamanya ke Asia sebagai presiden.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden, yang meninggalkan Jepang pada Selasa (24/5)malam, telah diberitahu tentang peluncuran tersebut dan akan terus menerima pembaruan.

Jepang melaporkan, setidaknya dua peluncuran, tetapi mengakui bahwa mungkin ada lebih banyak lagi. Salah satu rudal terbang dengan jarak sekitar 750 km (465 mil) hingga ketinggian maksimum 50 km dan tampaknya mampu mengubah lintasannya dalam penerbangan, kata menteri pertahanan Jepang.

Rudal lain yang ditembakan Korea Utara, terbang sekitar 300 km dan mencapai ketinggian maksimum 550 km, katanya.

Penyiar Jepang NHK mengatakan rudal itu tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.

Komando Indo-Pasifik militer AS mengatakan telah mengetahui "beberapa" peluncuran. Mereka menyoroti "dampak destabilisasi dari program senjata gelap DPRK" tetapi tidak menimbulkan ancaman langsung, katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

Baca Juga: Kim Jong Un Kubur Mentornya Tanpa Masker di Tengah Krisis Covid-19 Korea Utara

Di Seoul, selama akhir pekan lalu, Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol setuju untuk mengadakan latihan militer yang lebih besar dan mengerahkan lebih banyak aset strategis AS jika perlu untuk mencegah uji coba senjata intensif Korea Utara.

Tetapi mereka juga menawarkan untuk mengirim vaksin Covid-19 ke Korea Utara. Itu dilakukan setelah Korea Utara sedang memerangi wabah pertama yang dikonfirmasi, dan meminta Pyongyang untuk kembali berdiplomasi.

Belum ada tanggapan dari Pyongyang atas tawaran diplomatik atau tawaran bantuan, kata Biden saat itu.

Editor: Anna Suci Perwitasari