Koreksi gas alam diprediksi akan segera berakhir



JAKARTA. Perhatian pasar pada pasokan gas alam yang menumpuk menjadi penjegal laju harga gas alam di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (15/8) pukul 15.40 WIB harga gas alam kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange turun 0,31% di level US$ 2,578 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.

“Cuaca yang panas bisa mengarahkan pada permintaan gas yang tinggi dan itu bisa membantu rebound untuk pekan ini, tapi pasar lebih fokus pada tingginya pasokan gas alam saat ini,” kata Tom Saal, Senior Vice President Energy Trading FCStone Latin America LLC, seperti dikutip dari Bloomberg.


Memang diprediksi stok gas alam mingguan AS akan bertambah lagi, namun pasar masih harus menunggu hingga tengah pekan nanti untuk kepastiannya.

Menurut dugaan MDA Weather Services, cuaca akan lebih panas dari suhu normal di daerah Mid Atlantic dan Great Lakes hingga tanggal 26 Agustus 2016 nanti. Sementara menurut AccuWeather Inc, cuaca di New York akan menyentuh suhu terpanas pada pekan ini.

Tingginya suhu udara akan menggenjot penggunaan AC yang akan meningkatkan permintaan gas alam. Bahkan diprediksi kenaikan permintaan gas alam bisa menyentuh rekornya di AS. Hanya saja memang untuk sementara selagi belum terbukti terjadi kenaikan permintaan yang signifikan pasar lebih bersikap hati-hati.

Namun koreksi ini diprediksi tidak akan bertahan lama mengingat masih rendahnya posisi nilai tukar dollar AS akibat data ekonomi yang jelek dan naiknya harga minyak mentah dunia. Potensi rebound harga gas alam terbuka lebar.

“Setelah menelan koreksi panjang beberapa waktu lalu, peluang untuk bounce harga naik masih ada di pasar,” tambah Saal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto