JAKARTA. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) tertekan setelah ekspor Malaysia dilaporkan turun. Namun kenaikan permintaan dari India dan China diprediksi dapat kembali mengangkat harga minyak sawit. Mengutip
Bloomberg, Kamis (20/10), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2017 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 0,44% dibanding sehari sebelumnya jadi RM 2.718 per ton, atau setara US$ 650 per ton. Kendati begitu, sepekan terakhir harga CPO naik sekitar 3,5%. Research and Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, CPO sempat menguat mengikuti kenaikan harga minyak kedelai sebagai produk substitusinya.
Harga minyak kedelai naik karena ada kesepakatan pembelian 5,1 juta ton antara Amerika Serikat (AS) dengan China. "Tapi kenaikan harga CPO terbatas lantaran ada penguatan nilai tukar ringgit," kata Putu. Setelah itu, data ekspor CPO Malaysia kembali menekan harga. Intertek Testing Services merilis ekspor CPO Malaysia di periode 1-20 Oktober turun 12,4% menjadi 800.854 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya. Ini menunjukkan permintaan CPO masih lemah. Namun Putu melihat harga CPO berpeluang menguat pekan depan. Kenaikan harga minyak kedelai masih akan memberikan sentimen positif bagi harga minyak sawit. Selain itu, permintaan CPO berpotensi meningkat. India kemungkinan akan menambah impor CPO menjelang festival Diwali yang berlangsung di akhir Oktober. Dalam jangka panjang, harga CPO bakal kembali pada tingkat pasokan dan permintaaan. Berdasarkan data yang dikumpulkan
Bloomberg dari tujuh analis, penyuling dan pelaku perkebunan kelapa sawit, produksi CPO Indonesia naik 2,2% menjadi 3,04 juta ton selama bulan September. Kenaikan produksi diikuti oleh peningkatan ekspor 3,5% menjadi 2,15 juta ton. Namun secara keseluruhan, stok CPO Indonesia juga diprediksi naik 12% menjadi 1,9 juta ton. India dan China Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, kenaikan harga CPO beberapa hari ini ditopang oleh kenaikan harga minyak. "Memang, cadangan minyak AS juga dilaporkan turun, jadi sedikit banyak mempengaruhi harga CPO," terang dia.
Dari sisi permintaan, Deddy melihat, harga CPO berpotensi rebound di awal 2017, ditopang perbaikan ekonomi China dan permintaan India yang meningkat. Permintaan India terutama meningkat selama festival keagamaan di bulan September hingga November. Puncak perayaan Diwali jatuh pada 30 Oktober ini. Secara teknikal, Deddy melihat harga CPO di atas moving average (MA) 50 dan MA 100. MACD berada di area positif. RSI berada di area 62 dan stochastic di level 72, menunjukkan potensi penguatan. Tapi waspadai aksi profit taking investor akhir pekan ini. Jumat (21/10), Deddy memprediksi harga CPO menguat di RM 2.735–RM 2.780. Sepekan ke depan harga akan bergerak di RM 2.710–RM 2.830. Perkiraan Putu, harga CPO hari ini di kisaran RM 2.690–RM 2.760 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie