KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas di pasar spot terus melorot. Pada Selasa (22/5) pukul 14.15 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange turun ke US$ 1.288,70 per ons troi. Harga emas hari ini turun 0,16% jika dibandingkan dengan Senin (21/5), pada posisi US$ 1.290 per ons troi. Koreksi harga emas terus berlanjut sejak pekan lalu karena dollar Amerika Serikat (AS) yang menguat. Penguatan dollar hari ini memang tampak lebih tertahan dibandingkan kemarin lantaran yield US Treasury AS juga perlahan turun meski masih di level 3%. Berakhirnya perundingan antara AS dan China dengan hasil yang cukup positif membuat kekhawatiran pasar mereda. Kendati demikian, pelaku pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang kemungkinan besar akan kembali dilakukan bulan depan. "Inflasi yang mengalami akselerasi berarti Fed harus menaikkan suku bunga dua atau mungkin tiga kali lagi tahun ini. Sesegera mungkin di bulan depan," ujar Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/5).
Koreksi harga emas masih berlanjut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas di pasar spot terus melorot. Pada Selasa (22/5) pukul 14.15 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange turun ke US$ 1.288,70 per ons troi. Harga emas hari ini turun 0,16% jika dibandingkan dengan Senin (21/5), pada posisi US$ 1.290 per ons troi. Koreksi harga emas terus berlanjut sejak pekan lalu karena dollar Amerika Serikat (AS) yang menguat. Penguatan dollar hari ini memang tampak lebih tertahan dibandingkan kemarin lantaran yield US Treasury AS juga perlahan turun meski masih di level 3%. Berakhirnya perundingan antara AS dan China dengan hasil yang cukup positif membuat kekhawatiran pasar mereda. Kendati demikian, pelaku pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang kemungkinan besar akan kembali dilakukan bulan depan. "Inflasi yang mengalami akselerasi berarti Fed harus menaikkan suku bunga dua atau mungkin tiga kali lagi tahun ini. Sesegera mungkin di bulan depan," ujar Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/5).