KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau CPO reli untuk pertama kali dalam pekan ini. Kenaikan ini menghapus penurunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.Kemarin, CPO terjungkal ke level terendah sejak 24 November lalu. Koreksi harga ini memicu minat beli importir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di bursa berjangka Malaysia (MDE) naik 1,7% ke level RM 3.324 atau setara US$ 1.098 per ton, pada pukul 9.45 WIB. Adapun, hingga 12.54 WIB, kontrak yang sama diperdagangkan di RM 3.281 atau sekitar US$ 1.084,59 per ton."Kemarin penurunannya cukup tajam, dan penjualan itu lebih karena kepanikan investor," ujar Donny Khor, wakil presiden untuk kontrak option dan berjangka di OSK Investment Bank Bhd.Sebelumnya, minyak sawit terkoreksi karena spekulasi produksi dari Indonesia dan Malaysia akan meningkat tahun ini seiring membaiknya kondisi cuaca.Namun, Sunaina Dhanuka, analis Macquarie Capital Securities (Malaysia) Sdn. menyebut, saat ini risiko harga masih cenderung bearish karena pulihnya produksi Malaysia dan Indonesia, sedangkan ekspor terlihat mulai surut. "Itu artinya persediaan mungkin akan naik lebih cepat dari ekspektasi pasar," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Koreksi harga picu investor masuk, CPO melesat 1,7%
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau CPO reli untuk pertama kali dalam pekan ini. Kenaikan ini menghapus penurunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.Kemarin, CPO terjungkal ke level terendah sejak 24 November lalu. Koreksi harga ini memicu minat beli importir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di bursa berjangka Malaysia (MDE) naik 1,7% ke level RM 3.324 atau setara US$ 1.098 per ton, pada pukul 9.45 WIB. Adapun, hingga 12.54 WIB, kontrak yang sama diperdagangkan di RM 3.281 atau sekitar US$ 1.084,59 per ton."Kemarin penurunannya cukup tajam, dan penjualan itu lebih karena kepanikan investor," ujar Donny Khor, wakil presiden untuk kontrak option dan berjangka di OSK Investment Bank Bhd.Sebelumnya, minyak sawit terkoreksi karena spekulasi produksi dari Indonesia dan Malaysia akan meningkat tahun ini seiring membaiknya kondisi cuaca.Namun, Sunaina Dhanuka, analis Macquarie Capital Securities (Malaysia) Sdn. menyebut, saat ini risiko harga masih cenderung bearish karena pulihnya produksi Malaysia dan Indonesia, sedangkan ekspor terlihat mulai surut. "Itu artinya persediaan mungkin akan naik lebih cepat dari ekspektasi pasar," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News