JAKARTA. Pasar saham domestik terkoreksi selama lima hari berturut-turut. Pada transaksi kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merosot 1,05% ke level 5.320,56. Sejumlah analis menilai, anjloknya IHSG kali ini masih murni karena pergerakan teknikal indeks yang berada dalam momentum profit taking. Analis MNC Asset Management Liyanto Sudarso bilang, sejatinya tak terlihat ada masalah dari fundamental dalam negeri. Data pertumbuhan produk domestik bruto berada di level 5,18%, atau masih di atas ekspektasi konsensus 5%. Tapi memang sentimen ini tak mampu mendorong IHSG ke resistance 5.500. "Gagal menembus 5.500, ditambah sepinya sentimen dalam negeri, oleh karena itu ada profit taking," kata dia.
Koreksi IHSG murni aksi profit taking
JAKARTA. Pasar saham domestik terkoreksi selama lima hari berturut-turut. Pada transaksi kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merosot 1,05% ke level 5.320,56. Sejumlah analis menilai, anjloknya IHSG kali ini masih murni karena pergerakan teknikal indeks yang berada dalam momentum profit taking. Analis MNC Asset Management Liyanto Sudarso bilang, sejatinya tak terlihat ada masalah dari fundamental dalam negeri. Data pertumbuhan produk domestik bruto berada di level 5,18%, atau masih di atas ekspektasi konsensus 5%. Tapi memang sentimen ini tak mampu mendorong IHSG ke resistance 5.500. "Gagal menembus 5.500, ditambah sepinya sentimen dalam negeri, oleh karena itu ada profit taking," kata dia.