JAKARTA. Research In Motion (RIM), pabrikan telepon seluler pintar (smartphone) BlackBerry mengakui langkah pengurangan pabriknya demi melakukan efisiensi perusahaan. Yolanda Nainggolan, Manajer Humas PT Research In Motion Indonesia menyampaikan efisiensi perusahaan tersebut dinamakan program CORE dengan target US $ 1 miliar di tahun ini. Penghematan tersebut dihasilkan dari pengurangan mitra penyedia manufaktur (pabrik) dari sebelumnya 4 mitra menjadi 2 mitra. Sementara pabriknya sendiri saat ini menjadi 4 yang sebelumnya 10 pabrik. "Kami melakukan perubahan besar di seluruh organisasi dan secara signifikan mengurangi basis biaya pada awal tahun,” ungkap Yola kepada KONTAN, Selasa (23/7). Dia bilang hal tersebut mengutip langsung pernyataan dari Thorsten Heins, CEO BlackBerry, pada RUPS pada 9 Juli lalu. Yola mengungkapkan kolaborasi antara BlackBerry dan mitra pemasok dapat menghasilkan rantai pasokan yang lebih efisien. "Selama tahun lalu, kami beralih dari 4 mitra penyedia manufaktur menjadi 2. Kemudian mengurangi pabrik dari 10 menjadi 4. Kami juga melakukan outsourcing untuk operasi perbaikan global," cerita Yola. Sayang dia tidak menyebutkan lokasi pabrik tersebut. Berita ini sekaligus mengoreksi berita KONTAN yang naik pada Senin kemarin (22/7). Di berita tersebut ditulis, Kusuma Lienandjadja, Director Government Relations Indonesia PT Research In Motion Indonesia menyampaikan dari 17 lokasi pabrik yang ada sebelumnya tersisa tinggal 3 pabrik yang ada di Taiwan, Mexico, dan Hungaria.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KOREKSI: Kurangi pabrik, RIM hemat US$ 1 miliar
JAKARTA. Research In Motion (RIM), pabrikan telepon seluler pintar (smartphone) BlackBerry mengakui langkah pengurangan pabriknya demi melakukan efisiensi perusahaan. Yolanda Nainggolan, Manajer Humas PT Research In Motion Indonesia menyampaikan efisiensi perusahaan tersebut dinamakan program CORE dengan target US $ 1 miliar di tahun ini. Penghematan tersebut dihasilkan dari pengurangan mitra penyedia manufaktur (pabrik) dari sebelumnya 4 mitra menjadi 2 mitra. Sementara pabriknya sendiri saat ini menjadi 4 yang sebelumnya 10 pabrik. "Kami melakukan perubahan besar di seluruh organisasi dan secara signifikan mengurangi basis biaya pada awal tahun,” ungkap Yola kepada KONTAN, Selasa (23/7). Dia bilang hal tersebut mengutip langsung pernyataan dari Thorsten Heins, CEO BlackBerry, pada RUPS pada 9 Juli lalu. Yola mengungkapkan kolaborasi antara BlackBerry dan mitra pemasok dapat menghasilkan rantai pasokan yang lebih efisien. "Selama tahun lalu, kami beralih dari 4 mitra penyedia manufaktur menjadi 2. Kemudian mengurangi pabrik dari 10 menjadi 4. Kami juga melakukan outsourcing untuk operasi perbaikan global," cerita Yola. Sayang dia tidak menyebutkan lokasi pabrik tersebut. Berita ini sekaligus mengoreksi berita KONTAN yang naik pada Senin kemarin (22/7). Di berita tersebut ditulis, Kusuma Lienandjadja, Director Government Relations Indonesia PT Research In Motion Indonesia menyampaikan dari 17 lokasi pabrik yang ada sebelumnya tersisa tinggal 3 pabrik yang ada di Taiwan, Mexico, dan Hungaria.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News