Koreksi Minyak dan Profit Taking Gerus Harga CPO



JAKARTA. Laju pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tertahan. Kemarin (7/1), harga CPO pengiriman Maret 2010 di Bursa Derivatif Malaysia merosot 2,66% menjadi RM 2.630 per ton. Padahal, sehari sebelumnya, CPO mencapai RM 2.702 per ton. Ini adalah rekor harga tertinggi CPO sejak 22 Agustus 2008. Melelehnya harga CPO tak lepas dari penurunan harga minyak mentah dunia. "Ada korelasi yang kuat antara minyak mentah dan CPO," ujar Tan Ting Min, analis Credit Suisse Group di Kuala Lumpur, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. Sampai pukul 22.00 WIB kemarin, harga minyak mentah untuk pengiriman Februari di Bursa NYMEX Amerika Serikat turun 0,4% menjadi US$ 82,84 per barel.Min pun memprediksi, penguatan harga CPO musiman yang terjadi di setiap awal tahun tidak akan berlanjut hingga kuartal kedua 2010. Bukan hanya itu, harga CPO juga dipengaruhi pasar kedelai, yang merupakan substitusi CPO. Para analis meramal, Brazil dan Argentina, produsen kedelai terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS), akan memproduksi 116 juta ton CPO pada tahun depan. Angka tersebut naik 30% dari prediksi tahun ini. Perkiraan itu ikut melemahkan harga kedelai dan juga CPO. Di Bursa Chicago AS, harga kedelai pengiriman Maret turun 2,4% menjadi US$ 10,335 per gantang (bushel) di perdagangan Asia.Selain itu, koreksi harga CPO juga disebabkan aksi ambil untung (profit taking). "Investor melakukan ambil untung menjelang dirilisnya data-data ekonomi AS. Saat ini investor lebih wait and see," ucap analis Indosukses Futures, Herry Setyawan.Vice President Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheree menilai harga CPO masih dalam tren naik hingga kuartal I-2010. Perkiraan penurunan cadangan CPO juga akan menggerakkan harga komoditas ini. Dia meramal, sampai kuartal satu, harga CPO berada di level 2.900-RM 3.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test