KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dollar masih memperoleh tenaga menjelang pertemuan FOMC pada 22 Maret nanti. Mengutip Bloomberg, Senin (19/3), rupiah melemah 0,10% ke level Rp 13.765 per dollar AS dibandingkan akhir pekan lalu. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat valuasi mata uang Garuda masih stagnan dibanding penutupan akhir pekan lalu, juga di level Rp 13.765 per dollar AS. Analis PT Valbury Asia Futures Lukman Leong berpendapat, pelemahan rupiah hari ini bersifat teknikal. Menurutnya, rupiah memang masih dalam tren tertekan hingga tingkat suku bunga acuan AS diputuskan pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. "Rupiah masih ada peluang turun ke level 13.800 lagi sebelum Kamis nanti," ujarnya. Senada, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, juga mengatakan pelemahan rupiah disebabkan aksi investor yang masih gencar mengakumulasi beli dollar AS sebelum pertemuan FOMC. "Pelaku pasar wait and see terhadap arah kebijakan The Fed yang akan diumumkan pada pertemuan nanti," ujarnya. Untuk besok, Selasa (20/3), tidak ada sentimen yang cukup signifikan baik dari domestik maupun luar negeri yang dapat mempengaruhi rupiah. Reny menilai, agenda Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (22/3) nanti juga tidak begitu diantisipasi pasar. Sebab, tidak ada sinyal BI akan menaikkan suku bunga atau mengeluarkan kebijakan baru. Reny bilang rupiah masih akan bergerak dalam rentang yang relatif sama seperti hari ini. Ia memproyeksi besok rupiah berada di kisaran Rp 13.740 - Rp 13.785 per dollar AS. Sementara, Lukman memprediksi, besok (20/3) rupiah masih akan melanjutkan pelemahan. Ia menebak, rupiah bakal bergerak dalam rentang Rp 13.725 - Rp 13.775 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Koreksi rupiah masih akan berlanjut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dollar masih memperoleh tenaga menjelang pertemuan FOMC pada 22 Maret nanti. Mengutip Bloomberg, Senin (19/3), rupiah melemah 0,10% ke level Rp 13.765 per dollar AS dibandingkan akhir pekan lalu. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat valuasi mata uang Garuda masih stagnan dibanding penutupan akhir pekan lalu, juga di level Rp 13.765 per dollar AS. Analis PT Valbury Asia Futures Lukman Leong berpendapat, pelemahan rupiah hari ini bersifat teknikal. Menurutnya, rupiah memang masih dalam tren tertekan hingga tingkat suku bunga acuan AS diputuskan pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. "Rupiah masih ada peluang turun ke level 13.800 lagi sebelum Kamis nanti," ujarnya. Senada, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, juga mengatakan pelemahan rupiah disebabkan aksi investor yang masih gencar mengakumulasi beli dollar AS sebelum pertemuan FOMC. "Pelaku pasar wait and see terhadap arah kebijakan The Fed yang akan diumumkan pada pertemuan nanti," ujarnya. Untuk besok, Selasa (20/3), tidak ada sentimen yang cukup signifikan baik dari domestik maupun luar negeri yang dapat mempengaruhi rupiah. Reny menilai, agenda Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (22/3) nanti juga tidak begitu diantisipasi pasar. Sebab, tidak ada sinyal BI akan menaikkan suku bunga atau mengeluarkan kebijakan baru. Reny bilang rupiah masih akan bergerak dalam rentang yang relatif sama seperti hari ini. Ia memproyeksi besok rupiah berada di kisaran Rp 13.740 - Rp 13.785 per dollar AS. Sementara, Lukman memprediksi, besok (20/3) rupiah masih akan melanjutkan pelemahan. Ia menebak, rupiah bakal bergerak dalam rentang Rp 13.725 - Rp 13.775 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News