KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korlantas Polri memastikan tidak akan menerapkan rekayasa lalu lintas ekstrem berupa
one way nasional selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/26. Pola pengaturan arus kendaraan dipastikan lebih fleksibel dan situasional yakni menyesuaikan kondisi lalu lintas di lapangan serta karakter pergerakan masyarakat saat libur akhir tahun. Demikian disampaikan oleh Dirgakkum Korlantas Polri sekaligus Wakaopspus Operasi Lilin 2025, Brigjen Pol Faizal dalam keterangannya dikutip pada Sabtu (20/12/2025).
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Naik Menjelang Nataru, Ini Buktinya "Kemungkinan hanya buka-tutup dan
contraflow, itu pun sangat selektif, karena pergerakannya bergelombang (jumlah kepadatan),” tegas Faizal. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pola perjalanan Nataru atau libur akhir tahun berbeda dengan arus mudik Lebaran yang cenderung terpusat ke satu arah. Sebagai gantinya, Korlantas menyiapkan rekayasa lalu lintas terbatas seperti buka-tutup jalur dan
contraflow yang diterapkan secara selektif berdasarkan pemantauan volume kendaraan secara
real time. Penentuan rekayasa tersebut mengandalkan sistem
traffic counting, dengan melihat rasio volume kendaraan terhadap kapasitas jalan.
Baca Juga: Prabowo ke Jajaran Menteri: Jangan Setia ke Saya, Setialah ke Rakyat “Kalau sudah warna kuning (tanda kepadatan kendaraan) satu jam, dua jam berturut-turut, itu persiapan kita untuk rekayasa,” ungkap Faizal. Selain kepadatan kendaraan, faktor cuaca juga menjadi perhatian utama Korlantas selama Operasi Lilin 2025. Berdasarkan prediksi BMKG, potensi hujan lebat akibat pengaruh badai siklon berisiko terjadi di sejumlah wilayah, terutama jalur Pantura di pesisir utara Jawa, mulai dari Demak hingga Brebes. Untuk mengantisipasi banjir dan rob di kawasan tersebut, Korlantas telah menyiapkan jalur alternatif di selatan serta pengaturan pemisahan jalur bagi kendaraan besar dan kecil demi menjaga keselamatan pengguna jalan. Pengawasan juga diperketat di lintasan penyeberangan, khususnya di Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk, yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca dan gelombang laut. Jika kondisi tidak memungkinkan, kendaraan akan ditahan sementara melalui penerapan delay system di rest area maupun buffer zone. Di sisi lain, kepadatan di kawasan wisata Jawa Barat seperti Puncak, Lembang, dan wilayah selatan Jabar juga menjadi perhatian, mengingat kondisi geografis pegunungan yang rawan longsor saat cuaca ekstrem.
Sumber: https://otomotif.kompas.com/read/2025/12/21/074200315/polisi-pastikan-tak-ada-one-way-nasional-saat-libur-nataru-2025-2026?source=headline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News