JAKARTA. Era digital memicu perusahaan berlomba menyediakan infrastruktur telekomunikasi dan informasi. Baik itu lewat jaringan kabel optik, menara telekomunikasi hingga layanan jasa satelit. Khusus yang terakhir ini, tidak cuma perusahaan telekomunikasi dan televisi yang memiliki dan membeli satelit. Hingga kini di Indonesia baru ada tujuh satelit yang mengudara. Yang baru-baru ini meluncur adalah Telkom-3S milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan BRI Sat dari Bank Rakyat Indonesia. Total jenderal, belanja tujuh satelit itu mencapai US$ 1,44 miliar. Angka ini setara Rp 19,15 triliun (patokan kurs Rp 13.300 per dollar AS) (lihat tabel). Tak mau ketinggalan, PT Indosat Tbk (ISAT) yang sudah mempunyai lisensi orbit di satelit Palapa D, meneken perjanjian dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Kerjasama ini berbentuk urun modal untuk pembelian satelit dari China Great Wall Industry Corporation.
Korporasi Indonesia agresif belanja satelit
JAKARTA. Era digital memicu perusahaan berlomba menyediakan infrastruktur telekomunikasi dan informasi. Baik itu lewat jaringan kabel optik, menara telekomunikasi hingga layanan jasa satelit. Khusus yang terakhir ini, tidak cuma perusahaan telekomunikasi dan televisi yang memiliki dan membeli satelit. Hingga kini di Indonesia baru ada tujuh satelit yang mengudara. Yang baru-baru ini meluncur adalah Telkom-3S milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan BRI Sat dari Bank Rakyat Indonesia. Total jenderal, belanja tujuh satelit itu mencapai US$ 1,44 miliar. Angka ini setara Rp 19,15 triliun (patokan kurs Rp 13.300 per dollar AS) (lihat tabel). Tak mau ketinggalan, PT Indosat Tbk (ISAT) yang sudah mempunyai lisensi orbit di satelit Palapa D, meneken perjanjian dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Kerjasama ini berbentuk urun modal untuk pembelian satelit dari China Great Wall Industry Corporation.