JAKARTA. Sejak awal bulan ini pasar saham ajrut-ajrutan. Hitung punya hitung, dari akhir September 2014 hingga Jumat (10/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun 3,39% ke 4.962,96. Sepanjang pekan lalu, asing tercatat telah melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,08 triliun. Meski begitu, hasil survei lembaga pemeringkat dunia, Standard & Poor’s (S&P) Rating Services, menunjukkan, emiten di Indonesia memiliki daya tahan terkuat dibanding kan dengan emiten saham di kawasan Asia Tenggara. Xavier Jean, Analis Kredit S&P, mengatakan, neraca keuangan emiten di Indonesia masih prudent dan mampu meminimalisir risiko penurunan kualitas kredit dalam setahun ke depan. "Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memiliki manajemen neraca keuangan lebih konservatif dibanding korporasi di Singapura, Thailand, dan Filipina," ujar Jean, akhir pekan lalu.
Korporasi Indonesia paling tahan banting
JAKARTA. Sejak awal bulan ini pasar saham ajrut-ajrutan. Hitung punya hitung, dari akhir September 2014 hingga Jumat (10/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun 3,39% ke 4.962,96. Sepanjang pekan lalu, asing tercatat telah melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,08 triliun. Meski begitu, hasil survei lembaga pemeringkat dunia, Standard & Poor’s (S&P) Rating Services, menunjukkan, emiten di Indonesia memiliki daya tahan terkuat dibanding kan dengan emiten saham di kawasan Asia Tenggara. Xavier Jean, Analis Kredit S&P, mengatakan, neraca keuangan emiten di Indonesia masih prudent dan mampu meminimalisir risiko penurunan kualitas kredit dalam setahun ke depan. "Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memiliki manajemen neraca keuangan lebih konservatif dibanding korporasi di Singapura, Thailand, dan Filipina," ujar Jean, akhir pekan lalu.