JAKARTA. Beberapa bankir merasakan permintaan kredit valuta asing (valas) mulai positif pada awal 2017. Hal ini ditunjukkan dengan permintaan kredit mata uang asing yang naik 7,53% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 638,7 triliun. Kenaikan kredit valas pada tiga bulan pertama 2017 ini berbanding terbalik dengan periode sama 2016 yang mengalami penurunan sebesar 3,75%. Pertumbuhan kredit valas di awal tahun ini salah satunya disebabkan karena permintaan kredit valas terutama dari korporasi yang mengalami kenaikan. Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, dari seluruh kredit valas sebesar 65% disalurkan ke segmen korporasi non BUMN. “Sedangkan 20% kepada korporasi BUMN,” ujar Hari kepada KONTAN, Senin (29/5).
Korporasi mendorong permintaan kredit valas bank
JAKARTA. Beberapa bankir merasakan permintaan kredit valuta asing (valas) mulai positif pada awal 2017. Hal ini ditunjukkan dengan permintaan kredit mata uang asing yang naik 7,53% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 638,7 triliun. Kenaikan kredit valas pada tiga bulan pertama 2017 ini berbanding terbalik dengan periode sama 2016 yang mengalami penurunan sebesar 3,75%. Pertumbuhan kredit valas di awal tahun ini salah satunya disebabkan karena permintaan kredit valas terutama dari korporasi yang mengalami kenaikan. Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, dari seluruh kredit valas sebesar 65% disalurkan ke segmen korporasi non BUMN. “Sedangkan 20% kepada korporasi BUMN,” ujar Hari kepada KONTAN, Senin (29/5).