Korsel ingin kerjasama dengan Indonesia meningkat



CILEGON. Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) terus mengalami peningkatan. Dalam 40 tahun hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin, nilai perdagangan kedua negara telah meningkat sebanyak 165 kali lipat dari sebelumnya yang hanya sebesar US$ 180 juta. Hal itu dikemukakan oleh Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea, Kim Jae Hong dalam sambutannya saat peresmian Pabrik Baja Terpadu PT Krakatau Posco, di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (23/12). "Saya berharap kerjasama ekonomi komprehensif antara Korea Selatan dan Indonesia yang tengah berlangsung, akan membuka prospek kerjasama kedua negara yang lebih baik, dalam bidang produk, pelayanan, dan investasi," tutur Kim. Kim mengatakan sejak tahun 2011, Korsel telah menjadikan negara-negara di ASEAN menjadi target investasi terbesarnya, termasuk Indonesia. Bahkan, bukan hanya perusahaan-perusahaan besar asal Korea yang menanamkan investasi di Indonesia.

Selain Samsung, LG, Lotte, SK Energy, ada juga perusahaan menengah yang bergerak di bidang industri tekstil dan alas kaki turut berkontribusi pada perkembangan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Peresmian pabrik baja terpadu Krakatau Posco, lanjut Kim, merupakan buah kerjasama persahabatan antara kedua negara yang dipupuk hingga saat ini. "Dengan membangun pabrik baja terpadu, maka kita sedang menabur benih untuk berbagai industri," katanya. Kim menceritakan bahwa perkembangan industri baja di Korsel diawali dengan produksi baja cair yang dihasilkan oleh Posco pada tahun 1973 dan berkembang hingga saat ini. Dimana perusahaan baja Korsel telah menempati urutan keenam di dunia dalam kapasitas produksi crude steel. Menurutnya, sejumlah industri besar di Korsel dapat berkembang berkat perkembangan industri baja. Ia mengambil contoh seperti perusahaan industri otomotif, galangan kapal, dan peralatan rumah tangga berkembang berkat industri baja.

Ia berharap, Indonesia juga bisa mengalami pengalaman yang sama sehingga pembangunan industri baja di Indonesia menjadi lokomotif bagi kekuatan pergerakan ekonomi Indonesia seperti Korsel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan