KONTAN.CO.ID - 9 Juli - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa perdagangan senjata ana Korea Utara dan Rusia merupakan ancaman bagi perdamaian dunia. Menurut Yoon, kekuatan serta aliansi di antara demokrasi liberal sangat penting dalam melindungi kebebasan dari "elemen yang ceroboh", pada hari Selasa.
Baca Juga: 13 Kebiasaan Bill Gates yang Membuatnya Sukses Jadi Miliarder Yoon membuat komentar tersebut di Hawaii ketika bersama komandan Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Samuel Paparo membahas pentingnya postur pertahanan gabungan antara pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan. "Melakukan perdagangan senjata ilegal dengan Rusia, Korea Utara tidak hanya mengancam perdamaian di Semenanjung Korea tetapi juga secara global," kata Yoon dalam pidato kepada para pemimpin dan prajurit militer AS.
Baca Juga: Menteri Keuangan Thailand: Ekonomi Tidak Baik dengan Pertumbuhan Memburuk Yoon singgah di Hawaii dalam perjalanan menuju Washington untuk menghadiri puncak NATO, mewakili salah satu dari empat mitra Asia-Pasifik.
Kekhawatiran atas peningkatan persenjataan Korea Utara semakin mendalam setelah negara tersebut menandatangani perjanjian bulan lalu dengan Rusia yang mencakup perjanjian pertahanan bersama, kata Yoon. "Untuk melindungi kebebasan dan demokrasi kita serta kemakmuran ekonomi dari elemen-elemen ceroboh ini, solidaritas antara negara-negara yang berbagi nilai dan kekuatan adalah esensial."
Baca Juga: Penjaga Pantai China Izinkan Filipina Evakuasi Orang Sakit di Laut China Selatan Yoon telah memperingatkan Rusia tentang hubungan militer yang semakin dalam dengan Korea Utara. Seoul dan Washington mengklaim bahwa Korea Utara telah menyediakan artileri dan rudal balistik ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, klaim yang dibantah oleh kedua belah pihak Moskow dan Pyongyang. (Dilaporkan oleh Jack Kim di Seoul; Penyuntingan oleh Jamie Freed)
Editor: Hasbi Maulana