Korut Bakal Kirim Pasukan Teknik untuk Bangun Kembali Kota-Kota yang Diduduki Rusia



KONTAN.CO.ID - TV Chosun melaporkan, mengutip seorang pejabat pemerintah Korea Selatan, Korea Utara akan mengirimkan “sejumlah besar” pasukan teknik dan konstruksi untuk membantu membangun kembali kota-kota yang diduduki Rusia di Ukraina timur.

Melansir The Telegraph, para tentara tersebut akan tiba paling cepat pada bulan Juni dan mengambil bagian dalam pekerjaan “rekonstruksi” yang sebagian besar dilakukan di wilayah Donetsk yang banyak dibom.

Laporan tersebut menyatakan bahwa tentara Korea Utara memiliki 10 brigade teknik, tiga dari empat di antaranya akan dikirim ke Ukraina dengan imbalan pembayaran tahunan sebesar US$ 115 juta (£92 juta) dari Rusia.


“Tujuannya adalah untuk membangun kembali kota yang hancur akibat pertempuran,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya, tanpa menyebutkan lebih lanjut lokasinya.

Saat ini tidak ada indikasi tentara tersebut akan memiliki peran tempur.

Juru bicara Pentagon Pat Ryder memperingatkan pada hari Selasa bahwa pasukan Korea Utara akan menjadi “umpan meriam” jika mereka bergabung dengan pasukan Moskow di medan perang di Ukraina.

Baca Juga: Korea Utara Mengklaim Berhasil Uji Coba Rudal Berhulu Ledak Ganda

"Saya pikir jika saya adalah manajemen personel militer Korea Utara, saya akan mempertanyakan pilihan saya dalam mengirimkan pasukan saya untuk menjadi umpan meriam dalam perang ilegal melawan Ukraina," kata Ryder seperti yang dikutip dari Business Insider.

Ryder menggambarkan kemungkinan Korea Utara mengirim pasukan militer ke Rusia sebagai sesuatu yang harus diwaspadai.

Dia mengisyaratkan tingginya jumlah korban di pihak Rusia sepanjang perang.

Baca Juga: Korea Utara Meluncurkan Rudal Balistik ke Arah Laut Jepang, Meledak di Udara

Hal ini menyusul kunjungan kenegaraan Vladimir Putin yang jarang terjadi ke Pyongyang pekan lalu untuk menandatangani pakta militer baru dengan sekutunya yang semakin berkembang, Kim Jong-un.

Korea Utara sudah menjadi pemasok senjata utama ke Moskow yang kini tengah menghadapi menipisnya stok senjata dan industri pertahanan yang terhambat oleh sanksi-sanksi Barat.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie