Korut dan AS perang, bagaimana ekonomi Indonesia?



JAKARTA. Ekonomi dunia di ambang ketidakpastian baru, yakni dari memanasnya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut). Beberapa waktu lalu, Presiden Korut Kim Jong Un mengancam akan menyerang Pulau Guam di Pasifik yang menjadi pangkalan militer AS dengan rudal balistik. Sementara Presiden AS Donald Trump menegaskan, AS akan mengerahkan kekuaran militer bila serangan itu terjadi. Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, bila perang antara AS dan Korut benar-benar terjadi, dampaknya bisa panjang ke ekonomi Indonesia. Arahnya sendiri menurutnya belum pasti, tergantung faktor mana yang dominan. “Bisa positif, misalnya jika harga energi naik sehingga positif untuk ekspor energi kita. Atau negatif,” katanya kepada KONTAN, Jumat (11/8). Eric mengatakan, dampak negatif yang dimaksud adalah jika terjadi capital outflows dari Asia sehingga menekan nilai tukar rupiah, “Jika perdagangan global turun karena perang, atau jika kenaikan harga energi sebabkan tekanan inflasi yang besar ke Indonesia,” ujarnya. Namun demikian, Eric tidak yakin Korut akan berani memulai perang. Pasalnya, Kim Jong Un hanya menyatakan bahwa Korut akan menyelesaikan rencana untuk menembakkan misil ke arah Guam, bukan menyatakan pasti akan menyerang Guam. Yang terjadi saat ini pun masih sebatas perang kata-kata antara Kim Jong Un dan Donald Trump. “Seandainya benar-benar terjadi perang, di atas kertas AS akan menang tapi mungkin bisa ada korban jiwa yang besar karena Korut akan menjadikan Korea Selatan (Korsel) sebagai sasaran,” jelasnya. Ia pun tidak yakin bahwa Kim Jong Un mau ambil resiko regimnya jatuh karena perang. Perang, menurutnya, akan punya konsekuensi panjang. Jika AS menang dan Korut menyerah dan wilayahnya diduduki AS dan Korut, maka AS akan berhadap-hadapan langsung dengan Cina di perbatasan. “Selama ini Korut memainkan peranan sebagai buffer antara Cina dan AS di Korea Selatan,” ucapnya. Namun tetap, menurutnya, ada dampak dari perang kata-kata antara Trump dan Kim Jong Un, tetapi tidak besar. “Tidak besar, hanya pengaruhi pasar finansial Indonesia karena mengikuti sentimen di pasar finansial global,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina