Korut Kecam Rencana Pengiriman Kapal Selam Nuklir AS ke Semenanjung Korea



KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara secara tegas mengecam rencana AS untuk mengirim kapal selam bertenaga nuklir mereka ke Semenanjung Korea. Ini merupakan pertama kalinya kapal selam jenis itu hadir di sana sejak 1981.

Rencana AS untuk mengirim kapal selam dengan rudal balistik bertenaga nuklir ini tertuang dalam Deklarasi Washington yang dikeluarkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden selama pertemuan puncak mereka di Washington pada bulan April lalu.

Lewat deklarasi itu, dua negara sepakat untuk lebih meningkatkan visibilitas aset strategis mereka secara reguler di Semenanjung Korea.


Langkah itu jelas membuat Korea Utara merasa tidak nyaman. Media nasional Pyongyang, KCNA, pada hari Senin (10/7) menyebut langkah itu dapat memicu krisis nuklir terburuk.

Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Korut Gelar Unjuk Rasa Anti-AS: Mereka Merusak Perdamaian!

Penempatan kapal selam nuklir strategis AS yang membawa hulu ledak nuklir di semenanjung Korea berarti senjata nuklir strategis AS akan muncul di semenanjung untuk pertama kalinya sejak 1981.

"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya karena akan membawa ketegangan militer regional ke keadaan yang lebih kritis dan dapat memicu konflik nuklir terburuk," tulis KCNA mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara.

Juru bicara itu menyebut rencana pengiriman kapal selam nuklir merupakan bentuk pemerasan terhadap Korea Utara. Menurutnya, Pyongyang harus menunjukkan kemampuan balasan untuk mencegah AS berbuat di luar batas.

Baca Juga: Korsel Memastikan Bahwa Satelit Korut Tidak Memiliki Kemampuan Militer

Bukan cuma itu, otoritas pertahanan Korea Utara juga menuduh pesawat mata-mata AS mengganggu wilayah udaranya baru-baru ini. Mereka juga tidak menjamin pesawat itu tidak akan ditembak jatuh.

"Secara khusus, pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS secara ilegal menyusup ke wilayah udara DPRK (Korea Utara) yang tidak dapat diganggu gugat di atas Laut Timur beberapa kali. Tidak ada jaminan bahwa kecelakaan mengejutkan seperti jatuhnya pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS tidak akan terjadi," tulis KCNA, dikutip Yonhap.

Di masa lalu, insiden jatuhnya pesawat AS di kawasan itu pernah terjadi. Militer Korea Utara pernah menembak jatuh pesawat pengintai EC-121 AS pada tahun 1969 dan helikopter militer pada tahun 1994.