Korut Tutup Kedubes di Afrika, Korsel: Itu Tanda Kesulitan Ekonomi Akut



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Selasa (31/10/2023) mengatakan, penutupan misi diplomatik Korea Utara baru-baru ini di Angola dan Uganda merupakan tanda bahwa negara tersebut tengah mengalami kesulitan ekonomi akut karena sanksi internasional.

Mengutip Reuters, Angola dan Uganda telah menjalin hubungan persahabatan dengan Korea Utara sejak tahun 1970an. Negara-negara tersebut sudah mempertahankan kerja sama militer dan menyediakan sumber mata uang asing yang langka seperti proyek pembangunan patung.

Namun pada hari Senin, media pemerintah Pyongyang, KCNA, mengatakan para duta besarnya melakukan kunjungan “perpisahan” kepada para pemimpin Angola dan Uganda pekan lalu. Dan media lokal di kedua negara Afrika melaporkan penutupan kedutaan besar Korea Utara di sana.


Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan penarikan diri tersebut mencerminkan dampak sanksi internasional yang bertujuan membatasi pendanaan program nuklir dan rudal Korea Utara.

Baca Juga: Rusia Bakal Perkuat Hubungan dengan Korea Utara di Segala Bidang

“Mereka tampaknya menarik diri karena bisnis penghasil mata uang asing mereka terpuruk akibat semakin ketatnya sanksi dari masyarakat internasional, sehingga sulit untuk mempertahankan kedutaan lebih lama lagi,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. 

“Ini bisa menjadi pertanda situasi ekonomi Korea Utara yang sulit, di mana mereka sulit untuk mempertahankan hubungan diplomatik yang minimal dengan negara-negara yang secara tradisional bersahabat.”

Menurut kementerian tersebut, Korea Utara memiliki hubungan formal dengan 159 negara, namun memiliki 53 misi diplomatik di luar negeri, termasuk tiga konsulat dan tiga kantor perwakilan, hingga negara tersebut menarik diri dari Angola dan Uganda.

Baca Juga: Ahli Militer: Hamas Kemungkinan Besar Gunakan RPG dan Senapan Serbu Korea Utara

Surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun melaporkan pekan lalu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa Korea Utara berencana menutup setidaknya 10 misi diplomatik, termasuk konsulat di Hong Kong. Sebagian besar karena kesulitan ekonomi.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie