KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Masalah yang kerap dihadapi mahasiswa dari luar daerah adalah soal tempat tinggal alias tempat kos selama menjalani perkuliahan. Peluang inilah yang coba dimanfaatkan beberapa mahasiswa dari Universitas Telkom dengan membuat aplikasi khusus pencarian tempat indekos atau kos dengan label Koseeker.
Start up yang baru beroperasi November 2018 ini ternyata sudah memberi hasil yang positif. Dari catatan Hadi Kurniawan, pendiri dan Chief Executive Officer Koseeker, saat ini para pengguna Koseeker yang sudah terdaftar antara 1.500 pengguna sampai 1.700 pengguna. "Kami membantu mahasiswa mencari informasi kos, kontrakan dan apartemen di sekitar kampus," katanya.
Adapun jangkauan pasar dari Koseeker yang terutama adalah di sekitar Bandung. Dan saat ini start up tersebut sudah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di kota Kembang. Seperti Universitas Telkom, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Pasundan.
"Selain itu layanan kami juga ada di Yogyakarta di sekitar Universitas Gadjah Mada," tambahnya.
Untuk mitra bisnis yang Koseeker gandeng sudah 765 merchant pemilik properti. Baik itu berupa tempat kos, kontrakan atau apartemen dengan total 8.000 kamar.
Koseeker sendiri membagi jenis merchant atau pemilik properti tempat tinggal menjadi dua. Pertama general merchant. Pemilik kos sebagai pengelola secara pribadi tempat kosnya. Kedua, room seeker. Kalau ini, kamar kos dan tempat tinggal lainya Koseeker yang menjadi pengelola. Fasilitas pun disesuaikan dengan standar Koseeker. Mulai dari fasilitas wifi, kasur, lemari, meja, kamar mandi dan lainnya. "Ada 30 kamar yang kami kelola," ucapnya.
Ragam layanan tersebut bisa Koseeker adakan lantaran sudah bermitra dengan beberapa usaha rintisan jasa. Seperti layanan binatu, cuci sepatu dan katering.
Lantaran mayoritas para pencari kos untuk jangka waktu tahunan, biasanya pada awal tahun dan akhir tahun menjadi puncak kunjungan Koseeker. Selama empat bulan terakhir ini, tercatat ada 18.000 - 22.000 kunjungan ke situs Koseeker. Oh iya, untuk sementara, layanan Koseeker masih mengandalkan situs.
Meski baru sebatas di webiste, para pengguna bisa melakukan komunikasi dengan pemilik kos dan yang lainnya. Supaya tidak terjadi penipuan, segala transaksi pembayaran harus melalui sistem pembayaran yang ada di Koseeker.
Dari seluruh layanan yang ada, Koseeker bakal mengutip pendapatan dari sistem bagi hasil. Sayang, Hadi tidak merinci besarannya termasuk juga target bisnis yang dipatok tahun ini dan tahun depan.
Yang jelas, dengan hasil yang sudah digapai, pihaknya berupaya untuk menambah jumlah pengguna. Targetnya tahun depan bisa mencapai 50.000 pengguna.
Untuk bisa mencapai target tersebut, Koseeker bakal membuat aplikasi di Playstore pada Juli 2020. Adapun rencana terdekat yang segera direalisasikan adalah fitur pembayaran kos di Koseeker. Serta menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Kali ini adalah kampus-kampus di sekitar ibukota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News