JAKARTA. Rencana penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui koperasi sejak tahun lalu sampai dengan saat ini tak kunjung terealisasi. Ketua Koperasi Simpan Pinjam (kospin) jasa, Andy Arslan Djunaid menyebut jika pihaknya sudah siap untuk menyalurkan kredit sejak awal 2016 lalu. "Sampai saat ini kita masih belum bisa menyalurkan kredit dikarenakan belum menerima persetujuan Bank Indonesia terkait Sistem Informasi Debitur (SID)," ujar Andy kepada KONTAN, Jumat (19/5). Menurut Andy, pihaknya sudah menyiapkan berbagai persiapan untuk menyalurkan KUR. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, sampai kondisi finansial. Kesiapan dari infrastruktur misalnya, kospin jasa sudah menggunakan jaringan nirkabel real time sejak 2008. Jaringan kantor kospin jasa saat ini sudah mencapai 134 kantor di berbagai daerah mulai dari Sumatra sampai ke Bali. Hingga April 2017, penyaluran pinjaman kospin jasa sudah mencapai Rp 5,6 triliun (outstanding). Menurut Andy, pertumbuhan pinjaman di kuartal I tahun ini agak melambat dikarenakan kondisi perekonomian yang masih lesu dan belum stabil. "Selama 2017 ini, pertumbuhan simpanan lebih besar daripada pertumbuhan pinjaman," ujar Andy. Kospin Jasa menargetkan tahun ini dapat menyalurkan pinjaman sekitar Rp 6,5 triliun atau meningkat 25% dibandingkan pencapaian tahun lalu. Menurut Andy, klaim pemerintah tentang pertumbuhan ekonomi yang sudah bagus, ternyata tidak sesuai dengan keadaan di lapangan yang masih cenderung lesu untuk sektor perdagangan dan sektor riil terutama di masyarakat kalangan bawah. Untuk dapat mencapai targetnya tahun ini, Kospin jasa akan fokus meningkatkan kinerja disetiap cabang kantor dan kualitas pelayanannya, diantaranya kualitas dan fasilitas M-Jasa untuk transaksi antar anggota via online yang akan lebih ditingkatkan.
Kospin Jasa tunggu izin BI terkait sistem KUR
JAKARTA. Rencana penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui koperasi sejak tahun lalu sampai dengan saat ini tak kunjung terealisasi. Ketua Koperasi Simpan Pinjam (kospin) jasa, Andy Arslan Djunaid menyebut jika pihaknya sudah siap untuk menyalurkan kredit sejak awal 2016 lalu. "Sampai saat ini kita masih belum bisa menyalurkan kredit dikarenakan belum menerima persetujuan Bank Indonesia terkait Sistem Informasi Debitur (SID)," ujar Andy kepada KONTAN, Jumat (19/5). Menurut Andy, pihaknya sudah menyiapkan berbagai persiapan untuk menyalurkan KUR. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, sampai kondisi finansial. Kesiapan dari infrastruktur misalnya, kospin jasa sudah menggunakan jaringan nirkabel real time sejak 2008. Jaringan kantor kospin jasa saat ini sudah mencapai 134 kantor di berbagai daerah mulai dari Sumatra sampai ke Bali. Hingga April 2017, penyaluran pinjaman kospin jasa sudah mencapai Rp 5,6 triliun (outstanding). Menurut Andy, pertumbuhan pinjaman di kuartal I tahun ini agak melambat dikarenakan kondisi perekonomian yang masih lesu dan belum stabil. "Selama 2017 ini, pertumbuhan simpanan lebih besar daripada pertumbuhan pinjaman," ujar Andy. Kospin Jasa menargetkan tahun ini dapat menyalurkan pinjaman sekitar Rp 6,5 triliun atau meningkat 25% dibandingkan pencapaian tahun lalu. Menurut Andy, klaim pemerintah tentang pertumbuhan ekonomi yang sudah bagus, ternyata tidak sesuai dengan keadaan di lapangan yang masih cenderung lesu untuk sektor perdagangan dan sektor riil terutama di masyarakat kalangan bawah. Untuk dapat mencapai targetnya tahun ini, Kospin jasa akan fokus meningkatkan kinerja disetiap cabang kantor dan kualitas pelayanannya, diantaranya kualitas dan fasilitas M-Jasa untuk transaksi antar anggota via online yang akan lebih ditingkatkan.