Kostum karakter pembawa rezeki



KONTAN.CO.ID - Belakangan ini mulai banyak pesta yang menggunakan kostum dengan berbagai tema. Sebut saja yang lagi tren saat ini adalah memakai karakter kartun dan superhero. Dan tak hanya pesta untuk anak-anak yang menggunakan kostum karakter tersebut. Kalangan remaja hingga orang dewasa pun, kini juga makin banyak menggunakan kostum karakter untuk pesta atau acara tertentu lainnya.    

Banyaknya permintaan kostum karakter untuk pesta ini tentu membuka peluang yang lebar bagi bisnis pembuatan kostum karakter tersebut.  

Prinshella Vhyta, pendiri House Of Costumes (HOC) asal Jakarta menilai industri di salah bidang industri kreatif ini masih memiliki potensi yang bagus. Ini terbukti dari terus bertambahnya para pemain di bidang ini.


Kondisi ini membuktikan bila  makin banyak kebutuhan masyarakat yang membutuhkan jasa pembuat kostum untuk berbagai acara tertentu. "Karena kini semakin banyak kebutuhan akan kostum", ungkapnya kepada KONTAN.

Tak pelak, situasi ini menimbulkan persaingan bisnis yang kian ketat. Namun Vhyta tidak patah arang. Untuk bisa memenangkan persaingan bisnis, tentu dibutuhkan kreativitas untuk bisa membuat kostum yang sesuai kebutuhan dengan baik.

HOC sendiri memproduksi beragam kostum. Mulai dari tokoh kartun, tokoh karakter, badut, maskot perusahaan, hingga seragam untuk event organizer (EO).

Selain membuat dengan desain sendiri dan mengikuti tren yang sedang up to date, Vytha lebih sering membuat sesuai dengan permintaan dari para konsumen.

Untuk membuat kostum tentu harus ada keahlian khusus.  Lantaran menurutnya, ilmu membuat kostum segaris lurus dengan fashion designer atau yang lebih akrab disebut costume designer.  

Nah, nilai lebih dari perancang kostum adalah popularitas kostum tidak mudah pudar. Sejatinya, banyak pihak yang membutuhkan kostum seperti adanya event, wedding organizer (WO), EO, acara ulang tahun, keperluan fotografi, hingga maskot perusahaan.

Nah, kostum tersebut bisa bertahan karena adanya kebutuhan. Untuk menyelesaikan satu pesanan, biasanya ada dua sampai lima orang yang mengerjakannya tergantung dari tingkat kesulitannya.    

Adapun bisnis kostum ini adalah dari sewa kostum bersangkutan. HOC sendiri membanderol aneka karakter film buatannya dengan tarif mulai Rp 150.000 per set untuk biaya sewa harian. Dalam sehari, ia menyebut  setidaknya lebih dari 50 kostum bisa keluar tersewa oleh para pelanggan.

Kebanyakan para pelanggan menyewa kostum itu untuk acara kantor, gathering, ulang tahun, acara sekolah sampai lomba kostum. Pesanan datang tak hanya dari pihak perusahaan dan sekolah, HOC juga sering mendapat pesanan dari jajaran artis tanah air. Sebut saja Nia Ramadhani, Jessica Iskandar dan Ayu Ting Ting kerap menggunakan kostum dari House of Costumes.

Lantaran sudah punya nama, Vytha mengungkapkan, dirinya tidak lagi pusing memikirkan strategi pemasaran. Kini, hasil karya HOC dapat ditemui di Grand Indonesia, Senayan City, Gandaria City, Mal Alam Sutera dan Pakuwon Surabaya. Selain itu, dia juga sudah memiliki tiga pabrik yang ada di Jakarta Pusat, Bogor dan Bekasi.  "Karena bisnis ini sudah lama, awalnya dari mulut ke mulut saat ini melalui sosial media, online, offline dan bermitra di pusat perbelanjaan", terang Vytha yang membesut bisnis pembuatan kostum karakter sejak 2008 lalu kepada KONTAN.

Pemain lain, Ars Ramdha Imanda Indra Yahya, produsen kostum superhero dan animasi Jepang (anime) asal Malang, Jawa Timur juga sependapat dengan Vytha. Ia menilai potensi sektor bisnis ini masih bakal menjanjikan hingga beberapa tahun kedepan.

Berbeda dengan Vytha, yang solo karier, pria yang akrab disapa Ars ini justru mengawali usaha pembuatan kostum karakter bersama dua rekannya dari awal sekedar hobi. Kini, sayap bisnisnya kian berkembang. Workshop miliknya yang berada di Janti, Malang, Jawa Timur kian dipenuhi permintaan para pelanggan.

Kostum yang dibuat pun beragam mulai dari tokoh pahlawan Hollywood sampai karakter gim online.   Tidak hanya melayani permintaan pelanggan dalam negeri, kostum karakter buatan Ars juga sampai merambah pasar luar negeri seperti Amerika, Eropa,  Malaysia, Australia, Singapura dan negara lainnya.

Pengerjaan kostum superhero dan anime yang tidak mudah dan banyak detail, membuat harga jual kostum di banderol cukup mahal. Yakni mulai Rp 3 juta sampai dengan Rp 30 juta per kostum.

Ia akui kalau pembuatan kostum karakter ini cukup sulit dan memakan waktu. Berbeda dengan produksi aksesori kostum, seperti helm pada salah satu karakter "Proses pembuatannya cukup rumit, jadi sebulan hanya ada sekitar tujuh set kostum yang bisa saya buat," katanya kepada KONTAN,  Sabtu (24/3).

Meski begitu, ia mengklaim bila aneka kostum karakter superhero dan animasi Jepang tersebut dibuat secara manual. Setelah jadi, ia memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan hasil produksinya. Yakni lewat Youtube, Facebook, dan Instagram Tujuannya agar jangkauan konsumen semakin luas.

Geliat bisnis kostum karakter yang makin menjanjikan juga diakui oleh Ranan Dwigusnanto Boer, pemilik Rafa Kostum asal Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Berawal dari hobi membuat sendiri kostum cosplay, ia mendirikan Rafa Kostum sejak tahun lalu.

Awal usaha, ia menjahit sendiri kostum cosplay tersebut. Namun setelah melihat ada peluang bisnis, tercetus ide membuat kostum itu. "Akhirnya saya kepikiran, kenapa tidak membuka sewa kostum sekalian," tandasnya.

Setelah jadi membuat sejumlah kostum cosplay, ia mulai berbisnis kostum. Ia  membanderol tarif sewa kostum besutannya antara Rp 200.000 sampai Rp 500.000 per set.

Meski baru setahun menggeluti bisnis persewaan kostum karakter, Ranan mengatakan jika pelanggannya tak hanya datang dari Tangerang, Jakarta dan sekitarnya. Tapi juga sudah merambah hingga Banjarmasin, Lampung, Surabaya dan Medan. Kebanyakan dari pelanggannya berasal dari kalangan perusahaan. Dan biasanya digunakan untuk acara kantor.

Ranan kebetulan spesialis memproduksi kostum karakter superhero. Khususnya  memproduksi kostum tersebut untuk orang dewasa. Maklum, target pasar yang ia bidik memang untuk kalangan perusahaan. Meski begitu, ia juga kerap membuat kostum karakter untuk anak-anak dengan desain yang lebih sederhana.  

Nah, ia menyebut dua karakter superhero, yakni Iron Man dan Wonder Woman menjadi karakter favorit para pelanggan. Kedua kostum tersebut paling sering disewa sampai Ranan harus menambah stok agar tidak ada pelanggan yang kehabisan.  Dalam sebulan ada puluhan kostum dari Rafa Kostum bisa keluar untuk disewakan.

Sebagai langkah ekspansi, pada tahun ini juga, Ranan berencana untuk memproduksi kostum dan menjualnya. Ia ingin bekerjasama dengan EO untuk pengadaan kostum karakter ini. "Saya mencoba untuk beberapa tokoh superhero terlebih dahulu," katanya.

Bila terealisasi, ia akan membanderol kostum pahlawan tersebut di kisaran Rp 4 juta  Rp 6 juta untuk ukuran dewasa. Sedangkan bagi ukuran anak-anak ia banderol sekitar Rp 1,5 juta per satu set. Siap-siap menjadi superhero       

Harus telaten dan sabar membuat kostum

Membuat kostum dengan berbagai karakter kartun maupun superhero memang tidak mudah. Butuh ketelatenan serta kesabaran setiap kali membuat kostum tersebut.  

Ars Ramdha Imanda Indra Yahya, produsen konstum superhero dan anime asal Malang, Jawa Timur bilang nilai lebih dari kostum karakter terletak pada detail jahitan yang menjadi kesempurnaan produk tersebut. Tak heran jika harga sewa maupun harga jual dibanderol cukup tinggi.

Untuk mencapai kesempurnaan dalam detail kostum, Ars harus benar-benar selektif dalam memilih bahan dasar pembuatan kostum. Bahkan ada beberapa bahan yang harus ia dapatkan dari luar negeri. "Masalahnya tidak semua bahan lokal mempunyai kualitas bagus. Untuk pemilihan bahan dan pasokannya, saya dibantu oleh tiga orang karyawan," katanya ke KONTAN.  

Meski sudah hampir 10 tahun menggeluti bisnis tersebut, kendala yang kerap ia temui di bisnis ini tak lain dari kerumitan pola kostum tersebut. Lantaran ada beberapa karakter kartun maupun superhero yang polanya sangat rumit,  sehingga ia dituntut untuk menggunakan daya imajinasi.

Terutama untuk kostum karakter yang baru muncul dan langsung tren. "Saya bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk mengamati detil kostum yang diminta," tambahnya.

Selain itu, bapak satu anak ini selalu memberikan info perkembangan produksi kostum secara berkala kepada pelanggannya. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi revisi atau perombakan desain saat kostum sudah selesai 100%. Karena, jika ada kesalahan saat kostum sudah jadi sepenuhnya tidak mungkin hanya merombak bagian tertentu, tapi harus membuatnya dari awal lagi. "Fasilitas ini yang menjadi keunggulan untuk menghadapi persaingan," tandasnya.  

Jika Ars menjaga kualitas dan komunikasi dengan pelanggan, Prinshella Vhyta, Founder House of Costumes (HOC) asal Jakarta rela memberikan fasilitas lain, yakni menerima pesanan dadakan. Pesanan dadakan tersebut bisa diselesaikan dalam satu hari pengerjaan. Tentu akan ada harga yang berbeda untuk fasilitas satu ini.

Tak hanya bisa menerima pesanan dadakan, Vhyta juga terus berkreasi dalam meningkatkan kualitas dari pembuatan kostum tersebut. Sebab ia akui bila semakin kesini, desain dan tampilan kostum yang diminta para pelanggan semakin rumit. "Maka kreativitas dan imajinasi terus kami tingkatkan," tukasnya.  

Ia memandang penting persoalan kreativitas dan imajinasi tersebut. Sebab, hambatan terbesar menggeluti bisnis ini adalah dari sisi sumber daya manusia. Terutama saat Lebaran yang minim sumber daya manusia. Maka, ia terus melatih para pekerja menjadi ahli pembuat kostum karakter.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.