JAKARTA. Ikhtiar PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengurangi utang mulai berjalan. Emiten batubara milik Grup Bakrie ini telah merampungkan divestasi kepemilikan 19% saham di PT Kaltim Prima Coal kepada China Investment Corporation (CIC). Divestasi itu merupakan bagian dari pembayaran utang BUMI senilai US$ 1,99 miliar kepada CIC. Valuasi 19% saham KPC disepakati senilai US$ 950 juta. Artinya, setelah skema barter utang dengan saham itu, utang BUMI kepada CIC berkurang menjadi US$ 1,04 miliar. Sebaliknya, CIC masuk ke dalam daftar pemegang saham KPC dengan porsi 19%. "Kami menyambut CIC sebagai mitra utama untuk bersama mengembangkan aset tersebut," kata Ari Hudaya, Direktur Utama BUMI, dalam keterangan resmi, Kamis (3/7).
Menurut dia, pengalihan saham KPC adalah langkah awal BUMI memperbaiki struktur keuangan dan mengurangi utang. Selepas ini, BUMI akan kembali membarter utang CIC, baik dengan sahamnya sendiri maupun dengan saham anak usaha. Perinciannya, BUMI bakal mengalihkan 42% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) senilai US$ 257 juta ke CIC. BUMI juga akan mengalokasikan 6,9 miliar saham senilai US$ 150 juta lewat
rights issue ke CIC. Pada Senin (30/6),
rights issue BUMI telah mendapatkan pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan dan mendapat restu RUPSLB. Targetnya, pengalihan saham BRMS dan BUMI ke CIC rampung pada September 2014. Skema itu menyebabkan CIC akan menguasai saham BUMI dengan kepemilikan 18,84%. Ari bilang, tiga skema barter utang dengan saham itu akan memangkas utang ke CIC menjadi US$ 632 juta. Tingkat bunga utang itu ditetapkan LIBOR plus 6,7% per tahun. Untungnya, BUMI mendapat keringanan tak membayar bunga pinjaman dalam setahun ke depan. Tapi BUMI tetap harus membayar pokok utang per semester dalam dua tahun mendatang.
Yang pasti, selain kewajiban ke CIC, nilai utang BUMI masih besar. Per 31 Maret 2014, BUMI menanggung utang jangka panjang dari beberapa kreditur. Yang terbesar adalah utang dari China Development Bank senilai US$ 599,05 juta (
lihat tabel). William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, menilai, komitmen BUMI mengurangi utang patut diapresiasi. Hal ini menjadi awal memperbaiki laporan keuangan yang selama ini selalu tertekan lantaran harus membayar bunga tinggi. Namun, investor disarankan tetap menunggu dan mencermati proses maupun perkembangan aksi BUMI untuk mengurangi utang. William menyarankan, investor yang sudah punya saham BUMI mengambil posisi hold sampai dengan selesainya
rights issue BUMI.
Beberapa Daftar Utang BUMI | | |
Kreditur | strong>Nilai Utang | |
China Investment Corporation (CIC) | US$ 1,04 miliar | |
Castleford Investment Holdings Ltd | US$ 109,13 juta | |
Axis Bank Limited | US$ 140 juta | |
Credit Sussie | US$ 333,03 juta | |
China Development Bank | US$ 599,05 juta | |
Obligasi Enercoal Resources | US$ 375 juta | |
Credit Sussie | US$ 116,56 juta | |
Total Liabilitas Jangka Pendek* | US$ 4,75 miliar | |
Total Liabilitas Jangka Panjang* | US$ 2,07 miliar | |
Total Liabilitas* | US$ 6,82 miliar | |
* nilai yang tertera di Laporan Keuangan BUMI Q1-2014 | | |
Sumber : Pemberitaan Harian KONTAN, Laporan Keuangan BUMI Q1-2014 | | |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia