JAKARTA. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menyelidiki proses pengadaan bus transjakarta dan bus sedang oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Menurut Azas, terjadi banyak ketidakberesan pada proses pembelian bus dari China tersebut. Dia berharap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendorong upaya penyelidikan proses pengadaan bus. "Karena pengadaaannya kan oleh Dinas Perhubungan. Nah, ketua tim lelangnya Kepala Dinas Perhubungan. Jadi, KPK harus memeriksa Kadishub karena jelas di situ ada yang dirugikan karena ini kan menggunakan uang negara," kata Azas kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014). "Jadi, proses pengadaanya sudah enggak bener, jadi KPK harus masuk nich. Dan saya harap Pak Jokowi mendorong agar KPK memeriksa kasus ini," tambahnya. Menurut Azas, selain harga bus yang lebih mahal dari bus buatan Jepang dan Jerman, bus juga mengalami kerusakan ketika belum lama dioperasikan. Adapun harga beli bus-bus yang didatangkan sebanyak 310 unit pada akhir tahun lalu tersebut, yakni harga bus gandeng Rp 3,7 miliar; bus tunggal Rp 2 miliar; dan bus sedang Rp 650 juta. "Saya berharap ini diproses KPK dengan segera karena uang pengadaannnya besar sekali ini, sampai setengah triliun lebih. Masa mobil harga miliaran berkarat, itu kan bukan mobil murah. Mobil murah aja enggak berkarat," sindirnya. Sebelumnya diberitakan, terdapat rangkaian foto-foto yang menggambarkan komponen bus Transjakarta dan BKTB yang rusak. Rangkaian foto-foto itu menunjukan ada lima Transjakarta articulated dan delapan BKTB yang tidak layak. Bus transjakarta jenis articulated bus atau bus gandeng dengan nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5200, kondisi beberapa komponen tampak tidak seperti baru. Tabung oli power steering berkarat, turbo sensor berkarat, indikator air cleaner berada di batas kuning-merah (tidak layak), pulley terbuka sehingga gemuk bocor, tabung knalpot karatan, water coolant bocor (mesin masih hidup), kompresor AC berjamur, kabel otomatis spion terpasang tak rapih, rangka kendaraan berkarat dan lain-lain. Sementara untuk BKTB, kondisinya serupa. BKTB bernomor kendaraan B 77241 IV misalnya, instrumen dashboard tidak dibaut, kaca spion retak, tutup panel speedometer kendur, karet penutup persneling terlepas, wiring electrical menempel di manifold. Dari delapan unit BKTB yang ada di dalam foto tersebut, satu bus diketahui belum memiliki pelat nomor Polisi dan satu lagi memakai pelat kendaraan provit. (Alsadad Rudi)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KPK diminta selidiki pengadaan bus Transjakarta
JAKARTA. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menyelidiki proses pengadaan bus transjakarta dan bus sedang oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Menurut Azas, terjadi banyak ketidakberesan pada proses pembelian bus dari China tersebut. Dia berharap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendorong upaya penyelidikan proses pengadaan bus. "Karena pengadaaannya kan oleh Dinas Perhubungan. Nah, ketua tim lelangnya Kepala Dinas Perhubungan. Jadi, KPK harus memeriksa Kadishub karena jelas di situ ada yang dirugikan karena ini kan menggunakan uang negara," kata Azas kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014). "Jadi, proses pengadaanya sudah enggak bener, jadi KPK harus masuk nich. Dan saya harap Pak Jokowi mendorong agar KPK memeriksa kasus ini," tambahnya. Menurut Azas, selain harga bus yang lebih mahal dari bus buatan Jepang dan Jerman, bus juga mengalami kerusakan ketika belum lama dioperasikan. Adapun harga beli bus-bus yang didatangkan sebanyak 310 unit pada akhir tahun lalu tersebut, yakni harga bus gandeng Rp 3,7 miliar; bus tunggal Rp 2 miliar; dan bus sedang Rp 650 juta. "Saya berharap ini diproses KPK dengan segera karena uang pengadaannnya besar sekali ini, sampai setengah triliun lebih. Masa mobil harga miliaran berkarat, itu kan bukan mobil murah. Mobil murah aja enggak berkarat," sindirnya. Sebelumnya diberitakan, terdapat rangkaian foto-foto yang menggambarkan komponen bus Transjakarta dan BKTB yang rusak. Rangkaian foto-foto itu menunjukan ada lima Transjakarta articulated dan delapan BKTB yang tidak layak. Bus transjakarta jenis articulated bus atau bus gandeng dengan nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5200, kondisi beberapa komponen tampak tidak seperti baru. Tabung oli power steering berkarat, turbo sensor berkarat, indikator air cleaner berada di batas kuning-merah (tidak layak), pulley terbuka sehingga gemuk bocor, tabung knalpot karatan, water coolant bocor (mesin masih hidup), kompresor AC berjamur, kabel otomatis spion terpasang tak rapih, rangka kendaraan berkarat dan lain-lain. Sementara untuk BKTB, kondisinya serupa. BKTB bernomor kendaraan B 77241 IV misalnya, instrumen dashboard tidak dibaut, kaca spion retak, tutup panel speedometer kendur, karet penutup persneling terlepas, wiring electrical menempel di manifold. Dari delapan unit BKTB yang ada di dalam foto tersebut, satu bus diketahui belum memiliki pelat nomor Polisi dan satu lagi memakai pelat kendaraan provit. (Alsadad Rudi)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News