JAKARTA. Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) Aryanto Sutadi menilai selama ini KPK seperti kehilangan arah. Terutama terkait kegagalannya menangani korupsi sistemik. “Menurut saya KPK selama ini misleading, korupsi sistematikanya tidak disentuh. Mudah untuk menangkap orang yang melakukan suap. Tapi setelah itu apa? Penanganan kasus terpotong,” ujarnya dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) (28/11). Selain itu menurutnya untuk menjadi Pimpinan KPK tidak cukup dengan menjadi orang yang jujur. Yang tidak kalah penting adalah orang yang berani, profesional, dan kaya pengalaman. “Pimpinan KPK harus bisa mengendalikan sistem yang profesional, tidak bisa cuma dianalisis di belakang meja, tapi juga pengamalan di lapangan,” tukasnya. Terkait upaya pencegahan, seperti disampaikan Aryanto, ada dua sistem yang perlu ditelaah dan diperkuat: sistem anggaran dan pengawasan. “Yang utama adalah pengawasan supaya fair, apabila ada sesuatu kekuasaan tanpa pengawasan pasti akan terjadi korupsi. Kemudian terkait penggunaan anggaran. Kita perlu cari di mana anggaran yang bocor, berapa yang diajukan, berapa yang digunakan. Demikian juga misalnya sistem perpajakan, masalah pelaporannya perlu diteliti, pelaporannya kan banyak pakai pembukuan ganda,” pungkasnya. Aryanto mengalami uji kelayakan dan kepatutan selama sekitar dua jam, sejak pukul 15.00 WIB hingga 17.00Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KPK selama ini misleading
JAKARTA. Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) Aryanto Sutadi menilai selama ini KPK seperti kehilangan arah. Terutama terkait kegagalannya menangani korupsi sistemik. “Menurut saya KPK selama ini misleading, korupsi sistematikanya tidak disentuh. Mudah untuk menangkap orang yang melakukan suap. Tapi setelah itu apa? Penanganan kasus terpotong,” ujarnya dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) (28/11). Selain itu menurutnya untuk menjadi Pimpinan KPK tidak cukup dengan menjadi orang yang jujur. Yang tidak kalah penting adalah orang yang berani, profesional, dan kaya pengalaman. “Pimpinan KPK harus bisa mengendalikan sistem yang profesional, tidak bisa cuma dianalisis di belakang meja, tapi juga pengamalan di lapangan,” tukasnya. Terkait upaya pencegahan, seperti disampaikan Aryanto, ada dua sistem yang perlu ditelaah dan diperkuat: sistem anggaran dan pengawasan. “Yang utama adalah pengawasan supaya fair, apabila ada sesuatu kekuasaan tanpa pengawasan pasti akan terjadi korupsi. Kemudian terkait penggunaan anggaran. Kita perlu cari di mana anggaran yang bocor, berapa yang diajukan, berapa yang digunakan. Demikian juga misalnya sistem perpajakan, masalah pelaporannya perlu diteliti, pelaporannya kan banyak pakai pembukuan ganda,” pungkasnya. Aryanto mengalami uji kelayakan dan kepatutan selama sekitar dua jam, sejak pukul 15.00 WIB hingga 17.00Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News