KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan, hingga saat ini belum ada konsultasi maupun notifikasi terkait merger Gojek – Tokopedia. Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama KPPU Deswin Nur mengatakan, sistem notifikasi merger dan akuisisi di Indonesia menganut
post notification merger. Artinya notifikasi merger dan akuisisi dilakukan setelah transaksi merger dan akuisisi tersebut telah dilakukan. Ia bilang, hingga saat ini belum ada notifikasi merger Gojek – Tokopedia. “Tentunya karena belum ada konsultasi, belum ada notifikasi, kami juga belum bisa memberikan penilaian terkait rencana tersebut (rencana merger Gojek – Tokopedia),” kata Deswin dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/2).
Deswin menuturkan, para pelaku usaha bisa juga melakukan konsultasi kepada KPPU mengenai rencana merger dan akuisisi yang akan dilakukan. Namun, hal ini bersifat sukarela dari pelaku usaha tersebut. Meski begitu, KPPU menyebut belum ada konsultasi terkait rencana tersebut.
Baca Juga: Driver Gojek yakin merger Gojek-Tokopedia bikin order makin gacor “Mereka dapat melakukan konsultasi ke KPPU terhadap rencana-rencana tapi sifatnya sukarela. Belum juga memberikan sinyal-sinyal melakukan konsultasi,” kata dia. Deswin mengatakan, KPPU akan melakukan penilaian terhadap notifikasi yang telah dilaporkan ke KPPU. Misalnya, jika merger Gojek – Tokopedia terjadi, maka penilaian yang akan dilakukan diantaranya terkait pada pasal mana merger tersebut akan berdampak, ride hailing, marketplace, digital payment, dan hal berkaitan lainnya. “Jadi disitu akan dicek mana pasar yang saling terkait, tingkat konsentrasi di pasar seperti apa, pemain lain di pasar itu seperti apa, potensi peningkatan upaya koordinasi dan penyusunan harga kedepan di pasar – pasar terkait,” ujar dia. Sebelumnya, beredarnya kabar merger antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dengan PT Tokopedia (Tokped) disambut positif oleh sejumlah kalangan. Konsolidasi dua startup paling bernilai di Indonesia dengan status decacorn dan unicorn ini diproyeksikan akan membentuk super ekosistem yang menguntungkan bagi jutaan pelaku usaha di Indonesia. Heru Sutadi, pengamat IT berpendapat, konsolidasi Gojek dan Tokped akan memungkinkan lahirnya super ekosistem bisnis yang menaungi lebih dari 10 juta pelaku UMKM. "Merger dua perusahaan ini akan menciptakan banyak peluang baru bagi para pelaku usaha yang telah ada di masing-masing ekosistem," kata Heru kepada Kontan.co.id. Jika merger berjalan mulus, lanjut Heru, merger Gojek-Tokopedia merupakan langkah strategis yang akan menguntungkan banyak pihak, terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia akibat Covid-19. Selain itu, entitas baru dari hasil konsolidasi itu akan semakin kokoh di berbagai segmen bisnis berbasis digital di Indonesia. Perusahaan baru itu diperkirakan akan menaungi beragam lini bisnis, mulai dari layanan transportasi daring dan digital payment hingga bisnis belanja online dan antaran, yang bisa dibaratkan gabungan lini usaha empat perusahaan raksasa, seperti Uber Technologies Inc., PayPal Holdings Inc., Amazon.com Inc., dan DoorDash Inc. Saat ini, ekosistem bisnis Gojek telah menaungi lebih dari 1,5 juta mitra driver dan lebih dari 900.000 mitra UMKM. Perusahaan yang dirintis Nadiem Makarim ini juga telah memasuki fase penguatan fundamental berkat perubahan strategi yang mulai dilakukan tahun 2019. Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek menyebut penguatan fundamental perusahaan di masa pandemi Covid 19 ini didukung oleh nilai transaksi di dalam platform Gojek group yang mencapai 12 miliar dollar AS atau setara Rp 170 triliun, meningkat 10 % dibandingkan tahun lalu.
Dengan portofolio produk yang semakin kuat, kata Andre, Gojek bisa mengembangkan pengguna bulanan Gojek hingga 38 juta di Asia tenggara. Gopay juga terus berkembang dimana banyak user Gopay gunakan buat transaksi di e-commerce, beli games dan transaksi harian lainnya. "Nilai transaksi GoPay di masa pandemi sudah melampaui total nilai transaksi sebelum masa pandemi," ujarnya. Sementara itu, total mitra Tokopedia juga terus meningkat selama masa pandemi Covid-19. Jika di Januari 2020 jumlahnya sekitar 7,2 juta, pada Agustus 2020 sudah bertambah 2,5 juta mitra baru menjadi 9,2 juta mitra. Konsolidasi Gojek dan Tokped akan memungkinkan lahirnya super ekosistem bisnis yang menaungi lebih dari 10 juta pelaku usaha menengah kecil atau UMKM. Karena itu, konsolidasi antara Gojek dan Tokped berpotensi membentuk perusahaan gabungan dengan valuasi lebih dari US$ 18 miliar atau sekitar Rp 252 triliun (kurs Rp 14.000 per US$). Tahun lalu, Gojek memiliki valuasi sekitar US$ 10 miliar, sementara Tokped memiliki valuasi bisnis lebih dari US$ 7,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat