JAKARTA. Akumulasi melambungnya harga daging sapi hingga menembus angka Rp 100.000 per kilogram beberapa waktu lalu berujung terbongkarnya kasus suap impor daging sapi yang menyeret Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Harga daging sapi yang tinggi tidak terlepas dari buruknya tata niaga komoditas pangan, sehingga menciptakan pasar oligopoli. Hasil kajian Komite Ekonomi Nasional (KEN) menemukan: praktik oligopoli terjadi antara lain pada komoditas daging sapi, kedelai, gula, dan beras. Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN), Hermanto Siregar, bilang, hampir di seluruh komoditas pangan, terjadi dominasi oleh sejumlah pemasok dan penjual skala besar. "Faktanya, hampir tiap komoditas minimal sepertiganya dipenuhi dari impor," katanya, Kamis (31/1).
KPPU dan KEN usut praktik kartel di pangan
JAKARTA. Akumulasi melambungnya harga daging sapi hingga menembus angka Rp 100.000 per kilogram beberapa waktu lalu berujung terbongkarnya kasus suap impor daging sapi yang menyeret Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Harga daging sapi yang tinggi tidak terlepas dari buruknya tata niaga komoditas pangan, sehingga menciptakan pasar oligopoli. Hasil kajian Komite Ekonomi Nasional (KEN) menemukan: praktik oligopoli terjadi antara lain pada komoditas daging sapi, kedelai, gula, dan beras. Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN), Hermanto Siregar, bilang, hampir di seluruh komoditas pangan, terjadi dominasi oleh sejumlah pemasok dan penjual skala besar. "Faktanya, hampir tiap komoditas minimal sepertiganya dipenuhi dari impor," katanya, Kamis (31/1).