KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas aset perbankan untuk portofolio kredit kepemilikan rumah (KPR) mengalami penurunan di awal tahun 2024. Rasio Non performing loan (NPL) atau rasio KPR bermasalah mengalami peningkatan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dikutip Kamis (11/4), jumlah KPR bermasalah mencapai Rp 18,41 triliun per akhir Februari 2024. Rasio NPL KPR ini mencapai 2,55% dari total portofolio KPR sebesar Rp 720,78 triliun pada periode tersebut. Ekspansi KPR perbankan per Februari sebetulnya cukup kencang. Portofolio KPR tumbuh 12,61% secara tahunan (year on year/YoY).
Namun, rasio NPL KPR meningkat dari 2,33% periode yang sama tahun lalu dan dari 2,39% pada posisi Desember 2023 karena penambahan jumlah KPR bermasalah lebih kencang dari pertumbuhan outstanding KPR. Hanya dalam dua bulan, jumlah KPR bermasalah tercatat bertambah Rp 1,39 triliun. Pada Desember 2023, nilai NPL KPR hanya tercatat sebesar Rp 17,01 triiliun. Baca Juga: OJK Buka Suara Terkait NPL Bank Digital Yang Kompak Naik di 2023 Sementara dalam rentang waktu satu tahun, KPR bermasalah bertambah sebesar Rp 3,5 triliun atau 23,4% secara YoY). Pada akhir Februari 2024, jumlah KPR bermasalah hanya mencapai Rp 14,9 triliun. Kondisi NPL KPR di awal tahun ini bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat pandemi Covid-19 berlangsung dari 2020 hingga 2022. Pada 2018, jumlah KPR bermasalah hanya Rp 11,87 triliun dengan rasio 2,42% terhadap totak portofolio KPR. Lalu bertambah menjadi Rp 13,79 triliun pada 2019 dengan rasio 2,62% dan naik jadi Rp 14,34 triliun pada 2020 dengan rasio 2,65%. Pada akhir 2021, jumlah NPL KPR sedikit menyusut menjadi Rp 13,64 triliun dengan rasio 2,31% dan pada tahun 2022 turun lagi Said Rp 13,4 triliun dengan radio 2,11%. Namun, pada akhir 2023 menanjang menjadi Rp 17 triliun dengan rasio 2,39%. Baca Juga: Penyaluran KPR Perbankan Mengalir Deras di Awal Tahun