KPR FLPP yang berpotensi direstrukturisasi mencapai 273.980 debitur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah menekan kondisi ekonomi juga berdampak terhadap debitur kredit pemilikan rumah (KPR) dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Alhasil, mereka mulai kesullitan melakukan angsuran.

Guna mendukung rencana pemerintah terhadap restrukturisasi kredit pembiayaan perumahan bersubsidi terdampak Covid-19, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah berkoordinasi dengan bank pelaksana mitra kerjanya untuk mendata MBR KPR Sejahtera FLPP terdampak pandemi.

Berdasarkan data yang telah disampaikan oleh 37 bank pelaksana FLPP, terdapat sekitar 273.980 debitur perlu mendapat perhatian khusus karena terdampak Covid-19 hingga 6 Mei 2020. “Ketika kebijakan restrukturisasi ini sudah berlaku, maka PPDPP pastikan dapat segera bertindak. Kami berharap kondisi ini dapat berlalu dan dapat kembali normal” ujar Direktur Utama PPDPP, Arief Sabaruddin dalam keterangan resminya dikutip Kamis (21/5).


Baca Juga: BTN siap salurkan subsidi selisih bunga (SSB), bidik pembiayaan 146.000 rumah MBR

Saat ini, lanjut Arief, Kementerian PUPR hanya tinggal menunggu tindak lanjut dari Kementerian terkait, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Sementara penyaluran FLPP hingga 20 Mei 2020 telah mencapai 52.284 unit atau senilai Rp5,27 triliun. Penyaluran ini setara 51,01% dari total target yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu senilai Rp11 triliun untuk 102.500 unit rumah.

Dari realisasi yang ada, Bank BTN sebagai bank pelaksana dengan penyaluran tertinggi sebanyak 30.939 unit, disusul BNI sebanyak 5.739 unit, Bank BTN Syariah sebanyak 3.089 unit, BRI Syariah sebanyak 2.530, Bank BJB sebanyak 1.576 unit dan posisi keenam ditempati Bank Artha Graha sebanyak 921 unit.

Saat ini, dana FLPP disalurkan oleh 41 Bank Pelaksana, yang terdiri dari 5 bank himbara, 2 bank nasional Syariah, 3 bank swasta nasional, dan 31 Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Selama work from home (WFH) yang berlangsung semenjak 19 Maret, penyaluran dana FLPP tidak mengalami hambatan yang berarti. Pasalnya, proses pengajuan bisa dilakukan lewat aplikasi Sikasep.

Per 20 Mei, 180.123 calon debitur yang mengakses aplikasi Sikasep, 28.599 calon debitur yang belum mengajukan subsidi checking, 58.424 calon debitur telah lolos subsidi checking, 664 dinyatakan tidak lolos subsidi checking dan 51.177 calon debitur dalam proses verifikasi bank pelaksana.

Baca Juga: Laba anjlok 36,79 di kuartal I 2020, Bank Tabungan Negara (BBTN) revisi target bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat