JAKARTA. Dalam waktu 10 hari ke depan, perbankan akan menutup pembukuan mereka. Meski krisis ekonomi menghantui, beberapa bank merasa puas dengan kenaikan kredit tahun ini. Bank Indonesia (BI) memprediksi, kredit tahun ini tumbuh di atas 24%. Bank Central Asia (BCA) mengestimasi, penyaluran kredit bakal di atas Rp 195 triliun. Artinya, kredit tumbuh 27%-30% dari posisi Desember 2010 sebesar Rp 153 triliun. "Mudah-mudah mencapai Rp 200 triliun," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, Rabu (21/12). Jahja menjelaskan, kenaikan ini tertopang kredit pemilikan rumah (KPR), yang tumbuh hingga 50% atau menjadi Rp 27 triliun. Keberhasilan ini tak lepas dari program promo BCA yang memberikan bunga KPR sebesar 7,5%.
Meski tumbuh signifikan, BCA tetap mengontrol kualitas kredit. Caranya, membentuk tim audit kredit dan analisa profil debitur. Ini menjadikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga di 1%. "Meskipun NPL naik, jumlahnya tidak signifikan karena pertumbuhan kredit tinggi," tambah Jahja. Tahun lalu, NPL kredit properti di kisaran 0,5%. Dengan kenaikan kredit ini, diperkirakan akhir 2011 rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BCA meningkat menjadi 62%, dari posisi LDR per September 2011 sebesar 58%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh antara 15%-17%, menjadi Rp 324 triliun. Bank Tabungan Negara (BTN) juga mencicipi pertumbuhan kredit tinggi. Bank spesialis KPR ini menargetkan, penyaluran kredit Rp 73 triliun, tumbuh 52% dari posisi tahun lalu Rp 48 triliun.