JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) tak khawatir terhadap dampak kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang menghapus program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi pada Maret 2015. Sebab BTN siap menggenjot penyaluran KPR komersial. Menurut Maryono, Direktur Utama BTN, bisnis penyaluran KPR BTN tidak akan anjlok meskipun program KPR dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau yang akrab disebut KPR Subsidi akan dihapus tahun depan. "Kebutuhan akan rumah di Indonesia tetap tinggi. Masih ada 15 juta rakyat Indonesia yang belum punya rumah," kata Maryono di Jakarta, Jumat (3/10). Dengan pengalaman dan jaringan yang dimiliki BTN dalam pembiayaan perumahan, tak sulit jika harus kembali fokus pada KPR Komersial. Untuk mengantisipasi agar rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BTN tidak meningkat, BTN berusaha menghindari menaikkan bunga KPR terlalu tinggi. "Selain itu kita akan mendorong program KPR yang bersifat fixed rate untuk jangka panjang," pungkas Maryono. Sebagaimana diketahui, BTN adalah bank penyalur KPR Subsidi terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, jumlah KPR Subsidi BTN sudah mencapai Rp 31,17 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 15,61% secara yoy dibanding Juni 2013 yang mencapai Rp 26,96 triliun. Jumlah KPR Subsidi BTN di Juni 2014 mencapai 42,52% dari total KPR BTN yang mencapai Rp 73,30 triliun. Sementara di akhir Juni 2013, jumlah KPR Subsidi mencapai 43,87% dari total KPR yang mencapai Rp 61,50 triliun.
KPR subsidi distop, BTN genjot KPR komersial
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) tak khawatir terhadap dampak kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang menghapus program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi pada Maret 2015. Sebab BTN siap menggenjot penyaluran KPR komersial. Menurut Maryono, Direktur Utama BTN, bisnis penyaluran KPR BTN tidak akan anjlok meskipun program KPR dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau yang akrab disebut KPR Subsidi akan dihapus tahun depan. "Kebutuhan akan rumah di Indonesia tetap tinggi. Masih ada 15 juta rakyat Indonesia yang belum punya rumah," kata Maryono di Jakarta, Jumat (3/10). Dengan pengalaman dan jaringan yang dimiliki BTN dalam pembiayaan perumahan, tak sulit jika harus kembali fokus pada KPR Komersial. Untuk mengantisipasi agar rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BTN tidak meningkat, BTN berusaha menghindari menaikkan bunga KPR terlalu tinggi. "Selain itu kita akan mendorong program KPR yang bersifat fixed rate untuk jangka panjang," pungkas Maryono. Sebagaimana diketahui, BTN adalah bank penyalur KPR Subsidi terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, jumlah KPR Subsidi BTN sudah mencapai Rp 31,17 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 15,61% secara yoy dibanding Juni 2013 yang mencapai Rp 26,96 triliun. Jumlah KPR Subsidi BTN di Juni 2014 mencapai 42,52% dari total KPR BTN yang mencapai Rp 73,30 triliun. Sementara di akhir Juni 2013, jumlah KPR Subsidi mencapai 43,87% dari total KPR yang mencapai Rp 61,50 triliun.