KPU Amerika Masih Menunggu Laporan Kekayaan Donald Trump untuk Pemilu 2024



KONTAN.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum Federal AS akhirnya memberikan tambahan waktu bagi Donald Trump untuk melaporkan kekayaannya. Tenggat waktu pelaporan diperpanjang hingga 45 hari.

Perwakilan hukum Donald Trump pada hari Selasa (25/6) meminta KPU AS untuk memberikan perpanjangan. Alasannya, rincian kekayaan Trump terlalu kompleks.

Mengutip Reuters, Trump awalnya dijadwalkan untuk melaporkan situasi keuangan pribadinya kepada KPU AS pada tanggal 15 Mei, meski pada akhirnya diberikan perpanjangan hingga 1 Juli. Masa perpanjangan kedua ini akan berakhir pada 15 Agustus 2024.


"Salinan laporan yang memuat tanda tangan asli Trump sekarang sudah jatuh tempo dan harus diterima oleh Komisi Pemilihan Umum Federal paling lambat tanggal 15 Agustus 2024," tulis KPU AS dalam surat resminya.

Baca Juga: Tim Donald Trump Siapkan Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Memenangkan Pemilu AS

Kekayaan Donald Trump

Forbes melaporkan, kekayaan Trump meningkat sekitar US$ 1,3 miliar dalam sepekan terakhir. 

Lonjakan itu salah satunya didorong oleh pulihnya nilai saham perusahaan media sosialnya, Truth Social, setelah jatuh di bawah US$ 27.

Dengan tambahan itu, kekayaan Trump saat ini diperkirakan telah mencapai US$ 6,3 miliar, membuatnya masuk daftar 00 orang terkaya di dunia.

Kekayaan bersihnya tumbuh sekitar US$ 4,1 miliar menjadi lebih dari US$ 8 miliar ketika Trump Media melantai di bursa pada tanggal 26 Maret. 

Baca Juga: Kampanye di Philadelphia, Trump Sebut Pemerintahan Biden Membawa Kejahatan

Perusahaan medianya, Trump Media, jadi salah satu bisnis yang menunjukkan performa paling baik. Saham Trump Media meningkat lebih dari 21% pada Senin pekan ini, kenaikan harian terbesar perusahaan tersebut sejak kenaikan 26% pada tanggal 18 April.

Kekayaan Trump paling besar disumbang oleh Trump Organization, yang merupakan perusahaan induk untuk semua usaha bisnis dan investasi Trump.

Di bawahnya, ada sekitar 250 afiliasi dan anak perusahaan yang menggunakan nama Trump. Bisnis Trump bergerak di sektor-sektor menjanjikan seperti pengembangan real estat, investasi, broker, hingga manajemen properti di berbagai negara.