JAKARTA. Pelaksanaan acara rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengenai penetapan pasangan calon gubernur-wakil gubernur pada putaran kedua yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Sabtu (4/3) lalu, berlangsung tidak mulus.Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memilih
walk out dan tak mengikuti acara itu karena pelaksanaannya mundur dari jadwal awal.Saat memberi penjelasan kepada wartawan, Djarot terlihat menggebu-gebu mengungkapkan kekecewaannya.
"Kami ini udah sangat sabar, kami ini undangan dan KPU yang mengundang kami. Kami benar-benar menghormati undangan itu dengan datang pukul 19.00 kurang 10 menit," kata Djarot di RPTRA Seruni, Jatipadang, Jakarta Selatan, Minggu (5/3). Saat tiba di lokasi, Djarot mengaku langsung diarahkan panitia menuju ruang VIP. Ketika masuk ke sana, Djarot mengaku tak seorang pun pihak KPU DKI Jakarta yang mendampinginya. Di dalam ruang VIP, Djarot didampingi Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Darwis M Adji dan Sekretaris KPU DKI Jakarta Martin Nurhusin. Sepuluh menit kemudian, kata Djarot, Basuki atau Ahok tiba. "Karena saya sudah di situ dan Pak Basuki lihat enggak ada orang, Pak Basuki ke lantai dua. Setelah itu, saya ke lantai dua juga," kata Djarot. Djarot menjelaskan, dirinya bersama Basuki datang sebelum dimulainya acara yang tertera pada undangan, yakni pada pukul 19.00. Mereka berharap acara dimulai tepat waktu dan mereka dapat melanjutkan kegiatan lainnya. Namun, kata Djarot, KPU DKI belum juga memulai acara setelah satu jam mereka menunggu di sana. "Karena untuk efisiensi, saya sudah makan di rumah, saya enggak makan pas masuk ke ruang VIP. Alasannya apa (acara ngaret), saya tidak tahu, mungkin karena paslon nomor 3 (Anies Baswedan-Sandiaga Uno) belum datang," kata Djarot dengan raut muka yang kesal. Menurut dia, KPU DKI Jakarta seharusnya disiplin waktu dan profesional dengan memulai acara sesuai jadwal yang ditentukan. Djarot mengatakan, aksi walk out yang dilakukannya tersebut untuk memberi efek jera. Dia menyebut dirinya bersama Basuki selalu datang tepat waktu menghadiri undangan KPU. Mulai dari pendaftaran pasangan calon gubernur-wakil gubernur, tes kesehatan, hingga debat publik. "Terus terang, kami sangat kecewa dong, disiplin waktu dong. Ingat lho ya, dana yang dipakai KPU itu dana APBD, dana rakyat, apalagi gelar acaranya di hotel mewah seperti itu. Kalau mau sederhana dan lebih efisien, bisa diselenggarakan di kantor KPU, misalnya. Daripada kayak begitu tapi enggak tepat waktu, lama-lama saya kan jengkel," kata Djarot dengan suara meninggi. Djarot tak terima dengan alasan Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno yang menyatakan tak mengetahui bahwa Basuki dan Djarot sudah tiba di Hotel Borobudur. "Seakan-akan kok tidak tahu, mereka pasti tahu dong. Pura-pura aja tidak tahu," kata mantan Wali Kota Blitar tersebut. Djarot mengatakan dirinya bersama Basuki harus menghadiri pernikahan anak politisi PDI-P Panda Nababan. Jika acara baru dimulai pukul 20.00, kata Djarot, mereka dapat menghadiri pernikahan terlebih dahulu sebelum menghadiri rapat pleno. Ahok Lebih Santai Berbeda dengan Djarot yang menggebu-gebu mengungkapkan kekecewaannya, Ahok terlihat lebih santai saat menjelaskan duduk perkara tentang hal itu kepada awak media. Sesekali dia tertawa saat menyebut, stasiun televisi swasta, Kompas TV, yang terus mengikutinya ketika baru tiba di lokasi dan saat walk out. "Maksud kami, kalau (KPU) minta kami datang jam 7 (19.00), ya harus ditepati. Rundown acara kan jam 19.30, kami kan juga punya kegiatan banyak, itu mendadak," kata Ahok. Saat itu, Ahok mengaku sudah tiba di lokasi sebelum pukul 19.00. Ia mempertanyakan KPU DKI Jakarta yang tak mengetahui posisinya padahal dia melewati lobi utama. Menurut Ahok, Djarot tiba terlebih dahulu di lokasi. Bahkan, kata Ahok, Djarot juga sempat menyambangi ruang VIP yang disediakan KPU DKI Jakarta. Ahok ingin menyusul Djarot tetapi diberitahu bahwa tidak ada siapapun di dalam ruang VIP tersebut. Ahok kemudian menemui rekan-rekan tim pemenangannya di lantai dua. Sekitar pukul 19.30, Ahok bertanya ke Djarot, apakah acara sudah akan dimulai. Djarot menjawab, belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Akhirnya, Ahok mengajak Djarot bergabung bersamanya di lantai dua hotel itu. Pada pukul 19.45, Ahok kembali mengutus orang untuk bertanya kepada KPU DKI Jakarta. Namun masih belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Akhirnya pukul 20.00, Ahok dan Djarot turun ke lokasi acara. Begitu mereka turun, kata Ahok, pasangan Anies-Sandiaga tidak ada di ruang VIP, sedangkan Komisioner KPU DKI Jakarta tengah makan malam. "Kata saya, kapan acaranya dimulai? Enggak jelas jawabnya lagi. Saya bilang, kalau enggak mau mulai acara, kami pulang ini. Ya terus, dia (Komisioner KPU DKI) enggak jawab, ya sudah kami pulang aja," kata Ahok. "Kami masuk dari lobi utama lho, bukan ngumpet-ngumpet. Kemudian Kompas TV juga live dan lihat jamnya, semua jelas," kata Ahok. Tak Ingin Perpanjang Masalah Pada akhirnya, sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, TB Ace Hasan Syadzily, dan anggota tim pemenangan Ahok-Djarot Charles Honoris yang naik ke atas panggung. Mereka berdua menerima plakat nomor pemilihan dua mewakili Ahok-Djarot yang telah meninggalkan lokasi. Ace menjelaskan, pihaknya tak ingin memperpanjang masalah. Hanya saja, dia berharap, KPU menunjukkan keprofesionalannya. "Jadi sebetulnya tidak betul juga kalau Pak Ahok-Djarot tidak ke ruang VIP dulu. Pak Djarot ke ruang VIP itu pukul 18.55. Jadi saya kira tidak perlu kita perpanjang lagi," kata Ace.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan tak ada alasan bagi KPU DKI Jakarta untuk menyebut telatnya acara tersebut karena miskomunikasi. "Kami ingin memberikan pesan kepada KPU DKI harus profesional. Karena bagaimana pun Pilkada DKI Jakarta dilihat publik, yang saya tahu semua kamera TV bahkan Kompas TV waktu itu live tentang kedatangan kami," kata Ace. Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menilai, ada kesalahpahaman antara KPU dan pihak Ahok-Djarot. KPU DKI Jakarta, kata dia, menunggu semua pasangan calon gubernur-wakil gubernur hadir terlebih dahulu sebelum memulai acara. (Kurni Sari Aziza) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie