Krakatau - Posco bentuk tim kecil



JAKARTA. Hubungan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohang Iron and Steel Corporation (Posco) asal Korea Selatan kembali terjalin. Menteri Perindustrian MS Hidayat, menyatakan, kedua pabrikan besi itu mulai menyamakan persepsi. Sempat beredar kabar, Posco keberatan dengan aksi Krakatau Steel menjalin kerjasama dengan Nippon Steel asal Jepang.

Menurut Hidayat, Posco dan Krakatau Steel sudah membentuk tim kecil untuk berunding. "Mereka membuat tim kecil soal ini, saya harap tujuan dari kerjasama bersama ini bisa tercapai," ujar Hidayat, usai menerima delegasi Posco yang dipimpin Kim Joon Sak, Presiden Direktur Posco, Rabu (8/5).

Namun hingga kini, baik Posco maupun pemerintah Indonesia belum mau terbuka tentang masalah yang sesungguhnya terjadi. Namun berdasarkan kabar yang beredar, Posco keberatan Krakatau Steel menggandeng Nippon Steel untuk memproduksi produk yang sejenis dengan produk yang akan dibuat oleh PT Krakatau Posco. Nama terakhir itu merupakan perusahaan patungan antara Krakatau Steel dan Posco.


Meski belum mau membocorkan apa yang terjadi, namun Hidayat menyerahkan hal ini agar bisa diselesaikan secara business to business. Apa lagi kerja sama ini diproyeksikan berlangsung dalam jangka panjang.

Maklum, potensi bisnis baja domestik bakal terus positif dalam beberapa tahun mendatang. Sementara sekitar 80% dari kebutuhan bahan baku baja dalam negeri masih dipasok dari luar negeri.

Menurut hitungan Hidayat, jika proyek pembangunan pabrik baja Krakatau Posco yang memproduksi bahan baku baja ini selesai bisa mengurangi antara 30% - 40% dari total impor bahan baku baja.

Catatan saja, pembangunan pabrik baja Krakatau Posco direncanakan dalam dua tahap dengan total kapasitas enam juta ton per tahun. Untuk tahap I, yang pembangunannaya sudah 86% dan siap uji coba Juni nanti, akan menghasilkan produk slab dan plat baja dengan pasar utama industri perkapalan dan industri berat. “Untuk tahap kedua akan dihasilkan jenis produk yang lain,” kata Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon