Krakatau Posco Gelar Studi Pemanfaatan Karbon Hasil Industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krakatau Posco melalui Posco Institute akan bekerja sama dengan Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian melakukan studi kebijakan untuk pemanfaatan karbon bagi sektor Industri.

Keduanya telah meneken nota kesepahaman. Kerjasama studi tersebut sejalan dengan rencana Krakatau Posco mengembangkan proyek carbon capture utilization storage (CCUS). Proyek ini bisa menangkap karbon dioksida yang dihasilkan pabrik baja secara langsung dan menyimpannya di ladang gas limbah di dekat Laut Jawa.

Kerja sama itu diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang tepat dan menciptakan lingkungan bisnis melalui penelitian bersama yang bersifat preemptif dengan pemerintah sebelum proyek CCUS dipromosikan. 


Presiden Direktur Krakatau Posco mengatakan, proyek CCUS akan mendukung program pemerintah untuk merealisasikan Net Zero Emission ditahun 2060. 

“Perusahaan Industri baja seperti Krakatau Posco memiliki potensi besar untuk mengembangkan pemanfaatan karbon, namun masih diperlukan kebijakan yang mendukung infrastrukturnya," ungkap Kim Kwang Moo dalam keterangan resminya, Jumat (10/11).

Baca Juga: Ini Alasan Impor Baja Masih Naik hingga Kuartal III 2023

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ekonomi Airlangga Hartanto mengatakan, pemerintah akan terus memberikan dukungan dan kemudahan bagi para pelaku industri besi dan baja yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan. 

“Kami mendorong penggunaan energi terbarukan agar dapat bersaing dalam pasar global yang mensyaratkan aspek pemenuhan emisi karbon rendah seperti carbon border ddjustment mechanism (CBAM)," kata dia.

Bersamaan dengan itu, Krakatau Posco juga melakukan kerja sama dengan Krakatau Chandra Energi dalam aspek jual beli energi yang dihasilkan dari panel surya yang akan dibangun di atap pabrik Hot Rolling Plant dengan kapasitas 1.242 MWp. 

Instalasi panel surya ini mampu menghasilkan listrik sebesar 1.6420 MWh per tahun yang menjadikan PLTS atap ini merupakan PLTS atap terbesar di Industri baja di Indonesia. 

Kim Kwang Moo bilang, listrik tersebut digunakan untuk memasok seluruh kebutuhan listrik di gedung kantor Hot Rolling Plant. Hal ini akan mampu mereduksi emisi karbon sebesar 1.407,2 ton emisi CO2 per tahun. 

“Penghematan  yang didapat dari hal ini secara signifikan telah meningkatkan penghematan biaya dan sebanding dengan operasional 300 mobil di jalan atau setara dengan menanam pohon sekitar 23.450 pohon per tahun." pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk