Krakatau Steel janji benahi fundamental untuk kerek harga saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk KRAS) terus berupaya memperbaiki fundamental perusahaan untuk meningkatkan harga saham. KRAS menargetkan fundamental KRAS harus setara dengan perusahaan BUMN lainnya yang fundamentalnya bagus.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Salim mengatakan, pihaknya terus memperbaiki fundamental Industri agar harga saham perseroan juga dapat terkerek naik, minimal setara dengan emiten plat merah lainnya. Emiten ini berencana meningkatkan volume, produksi bisnis baja, hingga demand.

"Dari sisi pemasaran kami membentuk tim untuk mengedukasi para konsumen, dalam hal ini seperti BUMN karya menggunakan solusi baja, sementara dari segi produksi akan kami tambah menjadi 1,5 juta ton, kami tidak main sistem windowdressing dari sisi akuntansi, saya lebih membangun track record dari segi fundamentalnya," katanya.


Berdasarkan data RTI harga saham KRAS selama 5 tahun terakhir terkoreksi 15,22%, jika dibandingkan dengan harga saham BUMN lainnya, harga saham KRAS memang termaksud rendah yakni dikisaran Rp 412 sementara rata-rata saham BUMN berada dikisaran harga seribuan, ambil contoh WIKA, emiten BUMN tersebut harga sahamnya Rp 1.785 per saham, pada perdagangangan, Jumat (4/1).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, langkah KRAS menaikkan harga saham dengan merapikan fundamental merupakan cara yang tepat. Menurutnya fundamental perusahaan menjadi salah satu pertimbangan investor untuk masuk, "Investor akan lebih tertarik masuk jika nantinya fundamental perusahaan membaik, kalau banyak investor yang masuk kan otomatis harga saham juga nantinya ikut naik," kata Nafan.

Jika dilihat secara teknikal, menurut Nafan, indikator volume juga menunjukkan akumulasi beli, secara teknikal untuk target jangka panjang KRAS berada dikisaran Rp 750 per saham. Sementara untuk jangka pendek dan menengah Target Price KRAS Rp 450 per saham. Nafan merekomendasikan buy saham KRAS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli