KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (
KRAS) yaitu PT Krakatau Tirta Industri (KTI) melakukan penandatanganan kerja sama dengan perwakilan PT Akuo Energy Indonesia yang merupakan bagian dari grup perusahaan
renewable energy asal Prancis, Akuo Energy SAS. Inisiasi strategis ini diharapkan dapat menyediakan energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan, khususnya berkenaan dengan ketenagalistrikan. Penandatanganan ini dihadiri oleh Direktur Utama
KRAS Silmy Karim, Direktur Utama KTI Alugoro Mulyowahyudi, Direktur Akuo Energy Indonesia Refi Kunaefi, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PU & PR Trisasongko Widianto dan perwakilan Kedutaan Besar Prancis Ludovic Maria.
Silmy mengatakan, penandatanganan kerja sama yang dilakukan pada 5 April 2021 ini adalah proyek pengembangan
renewable energy yang diaplikasikan dalam pemanfaatan Floating Sollar PV Project alias pembangkit listrik tenaga surya (PLTS Terapung) dengan total investasi senilai US$ 14 juta. “Kapasitas yang akan dihasilkan PLTS pada tahap awal adalah 16 MW dengan nilai penghematan biaya listrik sebesar Rp 7,8 miliar per tahun. Proyek ini direncanakan dapat beroperasi secara komersial pada akhir 2022. Selanjutnya, Karakatau Tirta Industri ditargetkan akan menambah kapasitasnya menjadi 40 MW,” jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (5/4). Proyek PLTS Terapung ini dibangun dengan memanfaatkan area permukaan waduk penampungan air Krakatau Tirta Industri di Waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Proyek yang bertujuan untuk menurunkan biaya pemakaian listrik dan berkontribusi bagi konservasi lingkungan ini memenuhi semua kebutuhan proyeknya dengan mengutamakan penggunaan
local content yang sesuai TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) tambah modal modal anak usaha Rp 798 miliar, guna persiapan IPO Asal tahu saja, Akuo Energy SAS adalah perusahaan yang berfokus pada pembangunan
renewable energy yang terkemuka di dunia. Akuo Energy SAS telah melakukan pengembangan
renewable energy hingga 1.400 MW di 18 negara seperti di Amerika Serikat, Prancis, Polandia, Australia, Kroasia, Dubai, Turki, Uruguay, dan Maroko. Direktur Akuo Energy Indonesia Refi Kunaefi mengatakan, proyek ini akan menjawab tantangan kebutuhan pasokan energi di masa mendatang yang akan bergantung pada
renewable energy.
Kerja sama dengan Krakatau Steel Group ini dapat ditingkatkan pada eksplorasi horizon bisnis yang lebih luas lagi terutama untuk pengembangan
green steel industry yang sangat potensial untuk pangsa pasar di Eropa. Perwakilan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia Ludovic Maria menambahkan, proyek ini adalah proyek penting. Prancis berharap kerja sama
renewable energy ini juga dapat mewujudkan program pemerintah agar bauran energi sebesar 23% di Indonesia berasal dari
renewable energy di tahun 2025 sehingga dapat mengurangi emisi energi yang sangat besar terutama untuk wilayah kawasan industri. “Kerja sama ini merupakan titik awal bagi pengembangan bisnis kami selanjutnya dengan Akuo Energy SAS dalam
renewable energy. Hal ini akan memberikan nilai tambah bagi Krakatau Steel Group yang sejalan dengan peningkatan daya saing Krakatau Steel dan kepedulian Krakatau Steel terhadap penurunan emisi gas buang,” pungkas Silmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari