Krakatau Steel (KRAS) Dapat Suntikan Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen baja, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman pemegang saham dari PT Danantara Asset Management (DAM) sebagai bagian dari pelaksanaan restrukturisasi dalam rangka penyehatan perusahaan.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), KRAS telah menandatangani Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham dengan DAM pada 19 Desember 2025.

Fasilitas pendanaan ini ditujukan untuk memperkuat modal kerja perseroan sekaligus mendukung keberlanjutan operasional bisnis.


Baca Juga: Hadapi Libur Nataru, Pertamina Patra Niaga Gandeng YLKI

Nilai pinjaman yang diberikan DAM kepada KRAS mencapai maksimal Rp 4,94 triliun atau setara sekitar US$ 295 juta. Dana tersebut terdiri atas dua komponen utama.

Pertama, pinjaman modal kerja sebesar Rp 4,18 triliun dengan tenor minimal lima tahun.

Dana ini akan digunakan untuk pembelian bahan baku pabrik Hot Strip Mill (HSM) dan Cold Rolled Mill (CRM), serta mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku pabrik pipa.

Kedua, pinjaman senilai Rp 752,81 miliar dengan tenor minimal enam tahun, yang dialokasikan untuk pendanaan program pengunduran diri secara sukarela (Golden Handshake) serta penyehatan Dana Pensiun Krakatau Steel melalui mekanisme Lump Sum Window.

Manajemen KRAS menyatakan, transaksi ini termasuk transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK No. 17/POJK.04/2020, mengingat nilai transaksi melebihi 20% dari total ekuitas perusahaan.

Baca Juga: Kilang Pertamina (KPI) Siapkan Proyek WSA untuk Efisiensi Energi dan Dekarbonisasi

Manajemen menjelaskan, pinjaman pemegang saham ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja guna menjaga keberlangsungan usaha.

Hingga saat ini, kinerja operasional perseroan belum sepenuhnya optimal meskipun telah melakukan berbagai upaya restrukturisasi pada 2019 dan 2024.

Operasional KRAS sendiri sangat bergantung pada kinerja pabrik HSM sebagai tulang punggung produksi baja.

“Dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan tersebut, perusahaan memerlukan dukungan pendanaan dari DAM dalam bentuk pinjaman pemegang saham guna mendukung kelangsungan dan stabilitas kegiatan operasional perusahaan,” tulis manajemen KRAS dalam keterbukaan informasi, Selasa (23/12/2025).

Melalui tambahan pendanaan ini, KRAS diharapkan memiliki likuiditas yang lebih kuat sehingga mampu menjalankan operasional secara lebih optimal.

Kondisi tersebut diyakini dapat menekan biaya produksi, meningkatkan volume produksi dan penjualan, serta memperbaiki daya saing produk perseroan.

Baca Juga: Di Balik Logo Singa Super Indo: Jejak Ahold Delhaize & Salim

Selain itu, peningkatan kinerja penjualan KRAS juga diharapkan dapat memperkuat kemandirian industri baja nasional, mengurangi ketergantungan industri hilir terhadap baja impor, serta mendukung pemenuhan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk turunan baja untuk proyek-proyek infrastruktur nasional.

“Langkah ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam percepatan hilirisasi industri,” ungkap manajemen KRAS.

Manajemen menegaskan, transaksi pinjaman pemegang saham ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan bisnis baja pasca penyelesaian perbaikan fasilitas HSM, menjaga keberlanjutan restrukturisasi utang yang telah efektif sejak Oktober 2025, serta mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan pihak ketiga yang berpotensi menambah beban biaya bahan baku.

Selanjutnya: Rekor Lagi, Harga Emas Hari Ini Tembus ke atas US$ 4.500

Menarik Dibaca: Rekor Lagi, Harga Emas Hari Ini Tembus ke atas US$ 4.500

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News