Krakatau Steel (KRAS) ingin kejar kenaikan penjualan 26% pada tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) berniat mengejar pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Dalam acara public expose yang disiarkan secara virtual pada Selasa (23/11), Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengatakan, KRAS menargetkan kenaikan penjualan 26% pada tahun 2022.

“Kalau dari sisi profitability tentunya kita selalu berusaha melakukan improvement, artinya di tahun 2022 kita berusaha untuk hasilnya lebih baik daripada 2021,” ujar Silmy dalam acara public expose, Selasa (23/11).

Pada sepanjang Januari-Oktober 2021 ini, KRAS sudah membukukan penjualan sebesar US$ 1,86 miliar. Angka tersebut tumbuh sekitar 73,18% dari realisasi penjualan periode sama tahun 2020 lalu yang sebesar US$ 1,07 miliar.


Realisasi penjualan ini didukung pencapaian kinerja operasional KRAS, yakni kenaikan produksi sebesar 35% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula 1.207 KT pada Januari-Oktober 2020 menjadi 1.628 KT pada Januari-Oktober 2021, dan kenaikan shipment sebesar 20% dari 1.296 KT di Januari-Oktober 2020 menjadi 1.555 KT di Januari-Oktober 2021.

Baca Juga: Rogoh kocek Rp 199 juta, Silmy Karim kembali beli 380.000 saham Krakatau Steel (KRAS)

Dari realisasi penjualan hingga Oktober 2021, KRAS mengantongi  pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar US$ 148 juta, naik dibanding realisasi EBITDA Januari-Oktober 2020 yang sebesar US$ 65 juta, serta laba bersih sebesar US$ 74 juta.

Menurut Silmy, capaian kinerja KRAS di sepanjang Januari-Oktober 2021 ini tidak terlepas dari dari sejumlah hal, mulai dari program restrukturisasi dan transformasi bisnis, daya saing produk KRAS, strategi pemasaran, hingga efisiensi perusahaan.

Dalam catatan internal perusahaan, KRAS berhasil menurunkan biaya energi sebesar 6% dari semula US$ 13,1 per ton di Januari-Oktober 2020 menjadi US$ 12,3 per ton di Januari-Oktober 2021. Berikutnya, biaya utility juga mengalami penurunan 15% yoy dari semula US$ 25,2 per ton di Januari-Oktober 2020 menjadi US$ 21,4 per ton di Januari-Oktober 2021.

Selain itu, KRAS juga mencatat adanya penurunan biaya tenaga kerja sebesar 9% yoy, penurunan biaya sparepart 6% yoy, dan penurunan biaya lain-lain 28% yoy.

“Harapan kita ke depannya kita bisa menjaga konsistensi produksi untuk di angka optimal dengan menjaga kualitas yang lebih baik lagi, dan juga bagaimana kita melakukan manajemen pengendalian yang efisien dan efektif, guna meningkatkan kinerja daripada Krakatau Steel,” tutur Silmy.

 
KRAS Chart by TradingView

Selanjutnya: Krakatau Steel (KRAS) meraih laba Rp 1,05 triliun per Oktober 2021, ini pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat