KONTAN.CO.ID - CILEGON. Bagi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dominasi bisnis baja memang belum tergantikan. Namun tak berarti bisnis non baja terabaikan. Mereka memiliki sederet rencana pengembangan bisnis melalui anak-anak usaha. Sebut saja rencana pengoperasian proyek air di Danau Cipasauran, Banten dengan kapasitas 2.600 liter per detik pada kuartal I 2018. "Ada banyak perusahaan yang bakal menggunakan air industri di kawasan ini," kata Tambok P. Setyawati, Direktur Keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Selasa (20/3). Sejak tahun lalu, Krakatau Tirta berupaya menambah kapasitas air Danau Cipasauran sebesar 800 liter per detik. Semula, kapasitasnya 1.800 liter per detik. Hingga Maret ini tahap peningkatan kapasitas itu mencapai 95,23%.
Sementara anak usaha pengelola Pelabuhan Cigading di Banten, yakni PT Krakatau Bandara Samudera, siap menggelar
initial public offering (IPO) pada semester II 2018. Menurut manajemen Krakatau Steel, Krakatau Bandara adalah satu dari tiga anak usaha yang layak IPO. Namun di antara ketiganya, timing atau momentum IPO Krakatau Bandara paling tepat. Tahun lalu Krakatau Bandara meraup pendapatan Rp 900 miliar dan laba Rp 192 miliar. "Harapannya usai IPO, di 2020 nanti pendapatan minimal mencapai Rp 1,2 triliun dan net profit mencapai Rp 200 miliar," ujar Tonno Sapoetro, Presiden Direktur PT Krakatau Bandar Samudera. Nanti, dana IPO Krakatau Bandara untuk menambah dermaga. Kalau total kapasitas dermaga mereka tahun lalu 17,6 juta ton per tahun, target total kapasitas tahun 2020 mencapai 40 juta ton per tahun. Rencana ekspansi anak usaha lain meliputi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1x150 megawatt (MW) lewat PT Krakatau Daya Listrik. Ada pula rencana pengembangan kamar rumah sakit melalui PT Krakatau Medika dan pembangunan 99 kamar lewat Royal Krakatau Hotel. Anak usaha Krakatau Steel dalam bisnis kawasan industri juga siap berekspansi. Tahun lalu, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon telah mengakuisisi 500 hektar (ha) lahan di Anyer, Banten. Anggaran ekspansi bisnis non baja Krakatau Steel tahun ini sudah masuk dalam total alokasi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2018 sebesar US$ 560 juta. Sumber dananya dari kas internal dan pinjaman. Bisnis baja Adapun rencana ekspansi Krakatu Steel pada bisnis baja adalah proyek
blast furnace. "Proyek
First Blow In Tanur Metalurgi kami juga harapkan semester I 2018 berjalan, sehingga perusahaan makin efisien," tutur Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Selain itu, Krakatau Steel dalam tahap membangun Pabrik Baja Canai Panas 2 atawa
Hot Strip Mill (HSM) 2. Hingga 28 Februari 2018, tahap pembangunannya sampai 58,39%. Kalau proyek jadi, mereka akan memiliki kapasitas prodiksi 1,5 juta ton baja canai panas per tahun mulai kuartal IV 2019. Sepanjang tahun ini, Krakatau Steel menargetkan pertumbuhan 20% untuk pendapatan maupun produksi. Asal tahu, tahun lalu pendapatan tercatat US$ 1,45 miliar sedangkan volume produksi 1,9 juta ton. Mereka juga berharap mengantongi laba pada tahun ini. Menurut catatan internal Krakatau Steel, komposisi pendapatan tahun lalu terdiri dari 80% baja dan 20% non baja. Perusahaan berkode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia tersebut memprediksi, komposisi pendapatan tahun ini kemungkinan masih akan sama. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi