Krakatau Steel targetkan porsi volume ekspor 10% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) secara bertahap meniti pelebaran porsi penjualan ekspornya. Perusahaan pelat merah tersebut di pasar baja global memang belum seberapa jika dibandingkan dengan perusahaan baja asal negara lain.

Mengintip laporan keuangan Krakatau Steel per 30 Juni 2018 misalnya, penjualan baja luar negeri tercatat US$ 16,71 juta. Nilai ekspor baja tersebut hanya sekitar 2,28% dari nilai penjualan baja lokal yang mencapai US$ 731,37 juta.

Namun penjualan luar negeri tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2017 lalu. Dimana pada tahun lalu penjualan ekspor baja KRAS hanya US$ 5,3 juta.


Purwono Widodo, Direktur Marketing PT Krakatau Steel Tbk mengatakan pelebaran ekspor ini didukung oleh pemerintah. Dimana peluang untuk memulihkan defisit transaksi berjalan (CAD) menjadi lebih besar dengan banyak item produk yang diekspor.

"Apalagi kalau tahun depan setelah pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 jadi, ekspor kami berpeluang menjadi besar," ujar Purwono kepada Kontan.co.id, Kamis (6/9). Menurutnya, harapan perseroan setelah proyek HSM beroperasi porsi penjualan ekspor dapat mengempit 20%-30% dari total volume penjualan.

"Fungsi kami ekspor sekarang ialah untuk membuka kembali keran ekspor yang ada, nantinya kami tak hanya mengincar negara tetangga Malaysia saja, tapi mulai meluaskan pasar ke negara Asean lainnnya, menjajaki Jepang dan Australia," ungkap Purwono.

Sedangkan untuk tahun ini, kata Purwono, diperkirakan porsi ekspor penjualan KRAS sekitar 10%. Dimana perseroan mematok total volume penjualan baja 2018 ini ialah 2,8 juta ton.

Di tengah ketatnya persaingan bisnis baja, KRAS sebenarnya masih mampu mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 24,44% pada semester I 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester I 2018 sebesar 5,17% telah mendorong peningkatan konsumsi baja nasional sebesar 5,51%. Disisi lain, peningkatan harga baja global telah mendorong peningkatan harga baja di pasar domestik. Hal ini berpengaruh pada peningkatan pendapatan Perseroan sebesar 34,75% menjadi US$ 854,27 juta dari sebelumnya US$ 633,98 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia