KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (
KRAS) meminta dukungan pemerintah dalam hal penyusunan peta jalan (
road map) Net zero emissions atau nol emisi karbon dengan standar dan tujuan yang jelas. Dirut Krakatau Steel (KRAS) Purwono Widodo mengatakan saat ini industri baja nasional tengah menghadapi tantangan baru yaitu untuk menghasilkan produk baja rendah emisi karbon atau dekarbonisasi. "Dalam hal penyusunan peta jalan (
road map) dengan standar dan tujuan yang jelas, pemberian insentif pembiayaan untuk investasi yang sangat besar baik dalam hal teknologi maupun penelitian dan pengembangan serta implementasi kebijakan dan regulasi yang berpihak lainnya," jelasnya saat dihubungi Kontan, Jumat (04/07).
Adapun,
road map yang jelas akan mengantisipasi kenaikan karbon apalagi melihat adanya peningkatan penggunaan baja dari sisi pasar domestik, konsumsi baja nasional tahun 2023 saja sudah sebesar 17,6 juta ton atau meningkat 6,3% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: KRAS Masih Berjuang Memperbaiki Kinerja Keuangan Sedangkan untuk tahun 2024, konsumsi baja nasional diproyeksikan meningkat 5,2% atau mencapai sebesar 18,5 juta ton. Sektor konstruksi menjadi sektor pengguna baja dengan porsi terbesar yaitu sebesar 77%, diikuti oleh sektor otomotif di urutan kedua sebesar 11,6% dan sektor domestic appliances sebesar 3,3% di urutan ketiga. Pertumbuhan kebutuhan baja Hot Rolled (HR) dalam negeri juga diproyeksikan akan meningkat di atas 7% per tahun. Pertumbuhan demand baja HR didorong dari pertumbuhan sektor konstruksi, otomotif, dan energi. Dan untuk mendukung target dekarbonisasi pemerintah, KRAS ungkapnya juga telah memiliki program untuk mengurangi emisi CO2. Di tahun 2030 misalnya, targetnya sebesar 33% dengan penerapan Teknologi berbasis Hidrogen di fasilitas pembuatan besi dan baja.
"Tahun 2023-2025 target penurunan CO2 kami sebesar 11% melalui program manajemen dan konversi energi, penggunaan energi baru dan terbarukan, ekonomi sirkular, digitalisasi dan ESG Report," katanya. Kemudian, tahun 2025-2040 target penurunan CO2 sebesar 33% melalui program elektrifikasi (EV Ecosystem), implementasi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dan hidrogenisasi. "Tahun 2040-2060 target penurunan CO2 sebesar 100% melalui pembangunan pabrik baru dengan konsep “Green Steel” dengan menggunakan teknologi terbaru dan ramah lingkungan secara bertahap," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .